FS.Sawahlunto(SUMBAR)-Berstatus Zona Hijau, Pemerintah Kota (Pemko) Sawahlunto telah mengambil kebijakan bahwa Proses Belajar Mengajar (PMB) Siswa di Kota Sawahlunto sudah bisa dimulai melalui PMB Tatap Muka yang telah dimulai Senin, 13 Juli 2020 lalu, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Mendukung hal tersebut, Pemko Sawahlunto melakukan Tes Swab terhadap 348 Tenaga Pengajar (SUMBAR) tingkat SLTP/SLTA Sederajat se-Kota Sawahlunto. 348 orang TP ini merupakan Tes Swab Tahap I dan hasilnya dinyatakan negatif Covid-19 oleh Labor Fakultas Kedokteran UNAND yang dipimpin oleh Dokter Andani.
Hal ini diungkap oleh Deri Asta Walikota Sawahlunto, Rabu, 15 Juli 2020. Hasil test yang menggembirakan tersebut, menjadi salah satu indikator dibolehkannya proses belajar tatap muka berlangsung di sekolah-sekolah yang ada di Kota Sawahlunto.
Sawahlunto adalah satu-satunya daerah di Sumatera Barat yang melakukan Test Swab terhadap Guru-Guru sebelum proses belajar Tahun Ajaran baru di sekolah dimulai. Ini merupakan komitmen keseriusan Pemerintah Kota melindungi pelajar dari bahaya Covid-19.
Pemko merencanakan akan melakukan Test Swab Tahap II dengan target 150 orang lagi, diprioritaskan bagi Guru-Guru yang berulang dari luar daerah, guru yang belum di Swab, juga ditujukan bagi tenaga Tata Usaha Sekolah dan tenaga-tenaga yang melakukan kontak rutin dengan sekolah.
Rencananya Test Swab Tahap II akan diadakan besok Kamis, 16 Juli 2020 di OMTC.
Deri Asta, SH mengatakan ‘’Test Swab massal yang dilakukan Pemko Sawahlunto telah mencapai 2000 sampel, yang didukung oleh Fakultas UNAND dan Pemerintah Provinsi, sehingga pembiayaan yang dikeluarkan oleh Pemko tidak besar’’.
Yasril Kepala Dinas Kesehatan Sawahlunto, menambahkan bahwa dalam penanganan Covid-19, Pemko Sawahlunto sangat serius, namun tetap memperhatikan efisiensi keuangan Daerah.
"Kita tetap mengusahakan penghematan, karena itu Sawahlunto tidak mengadakan pembelian alat Rapid Test, tapi memilih SWAB yang jauh lebih akurat dan efisien" ujarnya.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD), dilakukan dengan memanfaatkan dana DAK Pusat serta bantuan dari DPRD, CSR Perusahaan dan donatur dermawan lainnya. Kekurangannya baru diambil dari dana Kota.
Yasril berharap Kota Sawahlunto bisa terus bertahan menjadi Zona Hijau, sehingga Dana Daerah yang dianggarkan untuk penanganan Covid 19, tidak terserap seluruhnya.
"Dengan efisiensi anggaran penanganan Covid ini, salah satu keuntungannya Sawahlunto bisa membayarkan kenaikan premi BPJS hingga Desember 2020 yang diperkirakan sebesar Rp 2,9 Milyar " ujar Yasril. (Z.Z.Dt.Malako)
No comments:
Post a Comment