Breaking News

August 8, 2020

Setelah Beberapa Tahun Lalu 33 Korban Tewas, Sekarang Terulang Lagi 3 Korban Tewas, Apakah Masih Ada Izin Menambang untuk PT. DSAS ?


FS.Sawahlunto(SUMBAR)-PT. Dasrat Sarana Arang Sejati (DSAS) adalah salah satu PT yang mengelola Tambang Batu Bara di Kota Sawahlunto. Meskipun beberapa tahun yang lalu  perna memakan korban hingga 33 orang tewas,  PT. DASS masih beroperasi di Kota Sawahlunto dan kali ini pun terulang lagi kejadian yang sama.  Kecelakaan tambang Batu Bara terjadi kembali lagi terjadi  Sabtu 25 Juli lalu, yang memakan korban 3 pekerja tambang dalam kondisi luka bakar yang cukup parah.

Tiga korban tersebut  sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah  (RSUD)  Prof. DR. M. Ali Hanafiah Batusangkar, namun akhirnya satu persatu dari mereka pun tewas.

Kecelakaaan ledakan tambang tersebut terjadi di Tempat Kejadian Perkara (TKP), Lobang Tambang Bawah Tanah D,03; lobang B   PT, Dasrat Sarana Arang Sejati (DSAS) yang berlokasi di Perambahan, Kota Sawahlunto.

Hasil penyelidikan sementara dari Polres Kota  Sawahlunto, diduga kejadian yang terjadi sekitar pukul 13.00 WIB ini terjadi pada saat pekerja lobang bawah tanah milik PT. Dasrat  sedang tidak beraktifitas  karena jam istirahat. Pada saat jam istirahat itu salah seorang yang menjabat selaku Kepala Lubang atas nama inisial I  dan Teknisi Listrik atas nama inisial M serta Teknisi Pompa atas nama inisial  E sedang melakukan pengecekan  ke dalam jalur maju lubang B.

Namun pada saat di lokasi cabang 4 untuk memeriksa pompa air di kedalaman 160 meter,disaat bersamaan salah seorang Teknisi listrik inisial M mencabut colokan listrik dari mesin Pompa Air (DAP) sehingga mengakibatkan terjadi percikan api yang memicu kebakaran di lubang tersebut. Akibatnya  3 pekerja tambang bawah tanah terkena leDakan, dan sempat dirawat di RSUD Prof. M.Ali Hanafiah Batusangkar dan sampai  saat berita ini diturunkan, ahkirnya ke -3  korban tersebut  tewas dalam perawatan Rumah Sakit.

Pihak Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat, pernah melakukan investigasi ke TKP guna mengumpulkan fakta kecelakaan tambang, namun usaha tersebut urung dihentikan, karena saat tim berada di TKP  masih terjadi ledakan, untuk menghindari hal yang tak diinginkan akhirnya  Tim pun untuk sementara  terpaksa menghentikan penyelidikan.

Kita masih ingat beberapa Tahun lalu, di lokasi Ngalau Cigak, dengan perusahan yang sama, 33 pekerja tambang tewas. Jelas lokasi tersebut Batu Bara memiliki kalori 7000 dan rentan dengan gas methane, saat itu lokasi sempat di tutup dari aktifitas tambang.

25 Juli 2020 lalu masyarakat Kota Tambang pun kembali dikejutkan oleh peristiwa yang sama, peristiwa ledakan tanbang di lokasi yang berdekatan dengan lokasi yang memakan korban 33 orang tewas tersebut, dengan 3 pekerja tebang tewas. 

Ini meruakan tantangan berat bagi Dinas ESDM Provinsi Sumbar,apakah masih adakah izin untuk menambah korban lebih banyak lagi?

Masyarakat tentunya berharap adanya peninjauan ulang terhadap Lokasi Tambang ini oleh Pihak terkait dan Pihak yang berkompeten dalam bidang pertambangan, apakah Lokasi Tambang ini layak/bisa untuk beroperasi atau tidak. Atau jika memang harus beroperasi tentunya harus dikaji ulang, diteliti dan dipelajari sehingga Perusahaan Penambang bisa mempersiapkan bagaimana sistem penambangan yang aman yang kecil kemungkinan menyebabkan kecelakaan/ ledakan tambang. Tentunya harus dikerjakan oleh pihak yang berkompeten dan ahli dalam bidang Pertambangan.  (Z.Z/AU)

No comments:

Post a Comment

About Me


Bofet%2BHP
BOFET HARAPAN PERI JL. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
SELAMAT DATANG DI SEMOGA BERMANFAAT!