Breaking News

August 26, 2021

Terkait Dampak Vaksin, DPRD Pariaman akan Panggil Kepala Dinas Kesehatan


FS.Pariaman(SUMBAR)-Ketua DPRD Kota Pariaman, Fitri Nora menegaskan akan memanggil kepala dinas kesehatan Kota Pariaman terkait dampak vaksin covid-19 yang dialami oleh dua orang warga kota Pariaman.


"Kita akan minta pertanggung jawaban dari pihak dinas kesehatan dan memanggilnya ke DPRD Senin depan (30/08), "ujar Fitri Nora melalui sambungan telepon, Kamis (26/08).


Fitri Nora mengatakan, ia telah melihat dua orang kondisi warga kota Pariaman yang keduanya perempuan mengalami pembengkakan dada sebelah kanan, pada Selasa (24/08) dirumahnya masing-masing. 


"Fungsi dewan selaku pengawas, akan meminta keterangan dari pihak dinas kesehatan dan bertanggung jawab penuh atas kejadian ini," tegas Fitri Nora.


Diketahui, bahwa peristiwa dampak setelah faksin (KIPI) dialami oleh Adinda Puspa Sari (17 tahun) calon mahasiswi Politeknik Payakumbuh yang beralamat di Desa Bato serta seorang guru ASN SD berinisial E (45) tinggal di perumahan tigo jerong desa kampung gadang padusunan.


dalam kurun waktu yang berbeda, pembengkakan payudara oleh Dinda setelah ia melakukan faksin pada, Sabtu (21/08).


"Permintaan faksin di intruksikan oleh otoritas pihak kampus, sebelum belajar tatap muka. Usai difaksin ditemani orang tua, di Pustu Desa Bato sekira jam 11:30 siang. Kemudian saya pulang istirahat dan tidur,"ujar Dinda detemui dikediamannya depan SDN 01 Desa Bato Kec. Pariaman Timur


Lanjutnya, ketika bangun jam 2 siang ia mengalami sakit yang luar biasa dibagian dada sebelah kanan. Ia menuturkan pembengkakan payudara yang dialami terjadi tiba-tiba, selang beberapa jam dirinya diberikan suntikan vaksinasi Covid-19. 


“Saya terbangun dari tidur siang, karena tidak tahan dengan rasa sakit di dada sebelah kanan. Seketika itu juga terjadi pembengkakan, rasanya keras dan menggembung,” sebut Dinda pada KP Rabu (25/08)


Selain Dinda, peradangan payudara usai divaksin juga dialami oleh Ibu dua anak E, Bedanya ia mengalami gejala peradangan di bagian dada sebelah kanan usai menerima vaksinasi tahap ke dua.


Diperoleh informasi, guru ASN beranak dua ini mengalami gejala ketidakcocokan terhadap vaksin sudah dirasakannya sewaktu suntikan vaksin tahap pertama yang dilaksanakan oleh pihak Dinas Pendidikan Kota Pariaman.


Gejala ketidaknormalan tersebut terjadi sesaat dirinya dalam masa menstruasi. “Vaksin pertama itu di Dinas Pendidikan. Padahal saya sudah mencoba menceritakan riwayat penyakit bawaan yang saya alami ke petugas, tapi petugas bilang tidak masalah,” terangnya saat dibesuk ketua DPRD pada Selasa (24/08)


Alhasil, saat masa menstruasi tiba usai divaksin tahap pertama, rasa gatal yang tidak biasa menyerang dirinya. Padahal dulu, katanya, dirinya juga pernah menerima suntikan vaksin setelah melahirkan anak pertama sekitar 14 tahun yang lalu.


“Jadi waktu itu 14 tahun lalu saat saya melahirkan anak pertama, saya pernah disuntik vaksin oleh Bidan Desa, di situ terjadi pembengkakan di payudara,” kenangnya.


Selain itu, terangnya kembali, sewaktu kecil dirinya juga pernah alergi terhadap jarum suntik. Hal itu diperparah dengan penyakit kuning yang didiagnosanya.


“Semuanya sudah saya jelaskan ke petugas vaksin waktu tahap pertama. Tapi ya, sudahlah. Karena ASN saya patuh dengan arahan makanya saya pasrah dan melanjutkan vaksinasi tahap 2 dan Akhirnya ya, beginilah. Payudara sebelah kanan bengkak, saya rutin lakukan kontrol ke dokter dan sudah dioperasi, namun sampai sekarang masih mengeluarkan cairan,” tukasnya.(war)

No comments:

Post a Comment

About Me


Bofet%2BHP
BOFET HARAPAN PERI JL. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
SELAMAT DATANG DI SEMOGA BERMANFAAT!