Breaking News

October 30, 2021

Uighur Tertindas, Apa Pembelaan Negeri Muslim Terbesar di Dunia (Indonesia) Ini ?

Oleh : Hawilawati (Muslimah Permata Umat)


Fokussumatera.com-Kelompok etnis  minoritas Uighur  yang sebagian besar beragama Islam, terutama yang berada di wilayah Xinjiang, di barat laut China. Telah mengalami penekanan dan penindasan yang sangat memprihatinkan.


Muslim Uighur tidak mendapatkan keleluasaan untuk menjalankan ibadah, seperti China melarang berpuasa berlaku bagi pegawai negeri sipil, guru, dan pelajar. Melarang memasuki masjid untuk melakukan aktivitas keagamaan selama bulan Ramadhan. Melarang memberi nama islam kepada anak seperti Muhammad, Medina. Larangan berhijab dan berjanggut, menjual makanan halal di sejumlah wilayah oleh pemerintah lokalnya. Menganggap semua warga Uighur berpotensi menjadi teroris atau simpatisan teroris.


Sejumlah mantan tahanan mengatakan  tentang penyiksaan fisik maupun psikologis yang mereka alami di kamp-kamp penahanan. Seluruh keluarga mereka lenyap dan  berlangsungnya pengawasan nyaris total terhadap warga Muslim di Xinjiang.


Walau semua agama diakui disana termasuk Islam, namun kepemimpinan Presiden Xi Jinping, China dan mengatur agar semua agama sesuai dengan doktrin komunis dan kebiasaan masyarakat etnis mayoritas Han.


Laporan independen kelompok think tank Newlines Institute for Strategy and Policy menuding pemerintah China sengaja ingin memusnahkan etnis minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.(cnn Indonesia.com 09/03/21)


Di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, minoritas Muslim di Xinjiang diduga menjadi target program penangkapan massal, indoktrinasi, dan bahkan sterilisasi perempuan.(merdeka.com 27/03/21)


Sejumlah dokumen rahasia yang bocor untuk pertama kalinya merinci upaya pemerintah China mencuci otak ratusan ribu Muslim secara sistematis dalam jaringan kamp-kamp penjara dengan penjagaan ketat.


Di antara dokumen-dokumen pemerintah China yang bocor, yang disebut ICIJ "The China Cables", terdapat memo sembilan halaman yang dikirim pada tahun 2017 oleh Zhu Hailun, yang saat itu menjabat wakil sekretaris Partai Komunis Xinjiang dan merupakan pejabat keamanan tertinggi di kawasan tersebut, kepada para pengelola kamp.


Instruksi tersebut jelas mengatakan bahwa kamp-kamp harus dijalankan sebagai penjara dengan keamanan tinggi, dengan disiplin ketat, hukuman, dan tidak ada yang boleh keluar.(bbc.com 25/11/19)


Melihat fakta diatas, persoalan Uighur bukan hanya urusan  domestik antara Xinjiang dan  Negeri Tirai Bambu saja, tapi lebih kepada persoalan agama dan itu menjadi urusan umat Islam, yang seharusnya tidak boleh dibiarkan.


Banyaknya tindakan tidak manusiawi terjadi terhadap Uighur. Berdasarkan beberapa pasal Konvesi genosida PBB yang disetujui dan ditandatangani  oleh 151 negara (termasuk China)  pada Desember 1948, perlakuan China terhadap etnis Uighur jelas sebuah  pelanggaran. Sejak Konvensi Genosida diratifikasi, telah disepakati bahwa sebagian besar pelanggaran diadili di Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) PBB. 


Proses pengadilan di ICC membutuhkan persetujuan Dewan Keamanan PBB. Sementara China merupakan salah satu anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Security Council)

dan memiliki hak veto.


Dengan kebijakan diatas, akankah Negeri Tirai Bambu tersebut diadili  atas kejahatan genosida terhadap Uighur?


Sebuah kesepakatan rusak, jika sebab hak veto, akhirnya tindakan jahat China seakan sulit diadali ke Mahkamah Kriminial Internasional (ICC).


Perlakuan tidak manusiawi  yang terjadi di Uighur, seharusnya membuka mata dunia bahwa siapa sejatinya pelaku tindakan terorisme , radikalisme. Siapapun yang telah melakukan kejahatan harus dihukum agar tidak berkepanjangan membabi buta memperlakukan manusia.


Hingga kini, persoalan Uighur tak kunjung usai, makin mencekam, jerit dan tangisan mereka seakan angin lalu saja. Tentu hati kecil, perasaan lemah mereka  mengharapkan pertolongan dari saudara seaqidahnya.


Muslim bagaikan satu tubuh terhadap muslim lainnya. Namun, dimanakah pembelaan pemimpin negeri-negeri Islam terhadap keselamatan saudaranya sendiri? 


Sungguh Ironis, negeri muslim terbesar di dunia inipun tidak  masuk daftar 43 negara yang turut mengecam China terhadap isu Xinjiang menyangkut muslim etnis Uighur. Dimanakah hati nurani negeri ini?


Alasan Indonesia tidak mengecam China terhadap isu Xinjiang, karena ingin melakukan jalan lain. Jalan yang sejalan dengan mekanisme HAM PBB. Tetap menyuarakan isu HAM agar bisa tersampaikan.


Namun, seberapa kuat pengaruh Indonesia terhadap isu pelanggaran HAM yang terjadi di muslim Uighur ? Sungguh menyedihkan negeri muslim yang besar ini, tidak memiliki sikap pasti, jelas dan tegas terhadap tindakan kejahatan ini, hanya mengekor kebijakan PBB yang hingga kini kasus Uighur tak kunjung selesai.


Jika perlakuan tidak manusiawi kerap kali ditujukan kepada saudara kita di Xinjiang,  patutkah negeri Tirai Bambu disebut kawan ? duduk tertawa, bekerja sama dan bergandengan tangan, membuka peluang besar keran-keran  investasi, yang notabene  melanggengkan perekonomian mereka  diatas penderitaan saudara kita sendiri?


Sebab kaum muslimin tersekat-sekat Nasionalisme, alhasil permasalah Uighur dianggap hanya masalah lokal China dan wilayahnya saja. Sejatinya ini masalah umat Islam yang harus segera ditangani.


Disinilah urgensinya sebuah kekuatan besar umat Islam dibawah naungan Khilafah Islamiyyah. Agar  Islam memiliki pemimpin (Kholifah) yang siap menjadi Junnah (perisai), mampu  melindungi darah-darah kaum muslimin dan berani bertindak tegas kepada siapapun yang menyakitinya.


Sebagaimana dalam sabda Nabi Muhammad Saw:


Ø¥ِÙ†َّÙ…َا الْØ¥ِÙ…َامُ جُÙ†َّØ©ٌ ÙŠُÙ‚َاتَÙ„ُ Ù…ِÙ†ْ ÙˆَرَائِÙ‡ِ ÙˆَÙŠُتَّÙ‚َÙ‰ بِÙ‡ِ


”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll).


Al-Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, “(Imam itu perisai) yakni seperti as-sitr (pelindung), karena Imam (Khalifah) menghalangi/mencegah musuh dari mencelakai kaum Muslimin, dan mencegah antar manusia satu dengan yang lain untuk saling mencelakai, memelihara kemurnian ajaran Islam, dan manusia berlindung di belakangnya dan mereka tunduk di bawah kekuasaannya.”


Wallahu'alam bishowab...

No comments:

Post a Comment

About Me


Bofet%2BHP
BOFET HARAPAN PERI JL. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
SELAMAT DATANG DI SEMOGA BERMANFAAT!