Breaking News

November 13, 2021

Sempat "Dipatahkan" Wagub, Aulia Berhasil Harumkan Nama Sumbar di Ajang Duta Kebudayaan Indonesia 2021

Aulia Alfarizi

FS.Tanah Datar(SUMBAR)- Seolah dipandang sebelah mata, Aulia Alfarizi ungkapkan kekecewaannya terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Padahal Aul (sapaan akrab Aulia, red), berhasil mengharumkan nama Sumatera Barat di Tingkat Nasional.


Aul yang saat ini tercatat sebagai Mahasiswa Universitas Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta (Unjaya) telah berhasil menorehkan prestasi di tingkat Nasional pada ajang Pemilihan Duta Kebudayaan Indonesia 2021 baru-baru ini.


Aul sebelumnya dinobatkan menjadi perwakilan Duta Pemuda Kebudayaan Sumatera Barat pada 29 September 2021, berhasil menyisihkan 10 finalis lainnya dan dinobatkan sebagai Duta Pemuda Kebudayaan Indonesia 2021 yang digelar Jum'at (15/10/2021) di Jambi. Berkat kegigihan dan ketekunannya, Aul berhasil mengalahkan lawannya yang merupakan lulusan S2 Budaya (Juara 2, red) dan berhasil menyandang gelar Juara I.


Kepada fokussumatera.com, saat disambangi di kediamannya di Jorong Sinau Indah, Nagari Sungayang, Kecamatan Sungayang,  Jum'at (12/11), Aul mengaku cukup kecewa dengan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.


Aul mengatakan, untuk mengikuti ajang Pemilihan Duta Kebudayaan Indonesia ini melalui proses yang cukup panjang dan cukup memprihatinkan. Pasalnya Aul merasa tidak mendapat dukungan baik dari masyarakat maupun Pemerintah Daerah.


"Pada saat mendapat kabar kalau saya lulus mewakili Sumatera Barat ke Tingkat Nasional, saya merasa sangat bersyukur dan bangga. Apalagi pada saat seleksi, Juri mengatakan dari sekian banyak yang ikut seleksi di Sumbar, belum ada yang lulus dari Sumbar. Ini berarti saya adalah satu-satunya yang lolos mewakili Sumbar ke Tingkat Nasional. Namun yang terasa sangat miris dan saya sangat kecewa, karena tidak ada dukungan dari Pemerintah Daerah, baik Kabupaten maupun Provinsi" ujar Aul, yang merupakan Mahasiswa Program Studi (Prodi) Psikologi Semester 5 di Unjaya ini.


Aul juga katakan bahwa untuk mengikuti ajang Nasional ini, ia benar-benar harus merangkak sendiri, karena tidak adanya respon dan dukungan dari Pemerintah mulai dari tingkat yang terkecil yaitu Nagari, Kecamatan, Kabupaten bahkan sampai ke Tingkat Provinsi. Namun berkat do'a restu dan support orang tua dan kerabat terdekat Aulia bisa berangkat ke Medan pertandingan di Provinsi Jambi.


"Untuk berangkat bisa dikatakan, jujur dana pribadi dan juga sumbangan dari pengusaha-pengusaha yang ada di Sungayang, karena pengusaha-pegusaha di Sungayang masih ada hubungan kerabat dengan Aul, jadi artinya masih keluarga" tambahnya.


Aul juga mengaku pernah mendatangi Pemerintah Nagari Sungayang, Kecamatan, Dinas Parpora Tanah Datar bahkan sampai Wakil Gubernur Sumatera Barat  Ir. Audy Joinaldy.


" Sempat mengajukan proposal ke Nagari, Kecamatan, Dinas, bahkan sampai ke Provinsi. Dan mirisnya di Disparpora seolah-olah responnya "ah Iko mintak pitih ko mah (ah ini hanya minta uang)". Sejauh saya berjalan ini yang saya nilai dari daerah saya sendiri, cepat suuzon, cepat memvonis dan malah mengatakan proposal ini bukan untuk kami. Kalau memang saya salah, seharusnya ditunjukkan jalan dan diberikan solusi, bahkan proposal saya disuruh bawa pulang/ditolak. Karena saya mengikuti ajang ini juga untuk mengangkat dan memperkenalkan budaya daerah, jujur saya merasa tidak dihargai, apalagi saat itu saya membawa orang tua saya" sambung Aul.


"Di Kantor Wali Nagari Sungayang pun tidak mendapat respon positif. Dan saat menghadap Pak Wagub, sempat dipatahkan "tidak usah ikut ajang ini, ini ajang apa, bagus ikut Uda Uni".  


Namun dengan tegas saya menjawab "Kalau ajang Uda Uni, juara pun saya mentok-mentok cuma sampai tingkat Sumbar, yang saya inginkan ke tingkat Nasional bukan untuk diri saya pribadi, tapi saya sebagai generasi muda ingi berkontribusi untuk memajukan daerah. Karena respon Pak Wagub yang demikian sampai-sampai kawan saya anak Padang Panjang mundur, tidak jadi ikut ajang ini, karena sudah patah arang duluan" kenang Aul.


Lebih lanjut Aul katakan " Padahal kedatangan saya ke kantor/Dinas bukan sekedar minta uang, tapi yang paling penting adalah respon positif dan dukungan moral. Kalau untuk uang toh keluarga juga masih bisa mengusakan, karena yang saya bawa di selempang adalah DUTA KEBUDAYAAN SUMATERA BARAT, BUKAN DUTA KEBUDAYAAN KELUARGA. Jadi setidaknya ada sedikit banyak campur tangan dan dukungan Pemerintah, itu yang saya harapkan. Ini pergi tidak dilepas, datang pun tidak disambut, apalagi diapresiasi".


Meskipun demikian, Aulia cukup bangga dan cukup puas, meski diremehkan dan dipandang sebelah mata, ia bisa membuktikan bahwa ia mampu berprestasi tanpa campur tangan Pemerintah Daerah. Ia bisa bertemu dan bertukar pengalaman dengan orang-orang hebat seperti, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dan Ibu Nur, yang pada saat itu selalu memberikan motivasi dan semangat "Harus Juara, harus juara, harus juara untuk Sumatera Barat".


"Pergi tidak ada yang melepas, pulang pun tidak ada yang menyambut. Bahkan waktu itu dari Kesra sudah berjanji dan sudah tertulis untuk Aulia Alfarizi 2,5 juta, namun sampai saat ini belum saya terima" tambahnya lagi.


Putra dari Pasutri Syafrianto, S.Pd (Pensiunan) dan Lisdayati, S.Pd (Guru SD 10 Sungai Petai) ini mengaku sempat bertemu dengan Kedutaan Besar Belanda yang menyatakan bahwa sebagai generasi penerus yang ingin mempertahankan budaya seolah-olah mengemis kepada Pemerintah. "Ini memang benar adanya, dan saya alami" ujar Aul.


Bahkan Kedutaan Besar Belanda juga mengatakan orang Minangkabau banyak yang sukses di Rantau, karena Minang/yang menangnya sudah pergi, tinggal Kabau nya lagi. "Jujur ini adalah tamparan besar buat saya" tambah Aul.


Namun terlepas dari semua itu, Aul mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, hingga Aul bisa sampai di titik ini, menjadi Pemenang di Ajang Duta Pemuda Kebudayaan Indonesia 2021.


Aul berharap kedepannya Pemerintah Daerah, baik dari tingkat Provinsi, Kabupaten hingga ke tingkat Pemerintah Nagari dapat lebih memperhatikan dan mendukung Generasi Muda/Putra Daerah yang berprestasi agar bisa membawa Marwah Tanah Datar dan Sumatera Barat ke Tingkat Nasional, bahkan Internasional.


"Ajang yang saya ikuti ini Skopnya Nasional dan pemenang ajang ini akan menjadi Native Speaker di beberapa Negara di Asia dan Eropa. Jadi ini akan berpotensi membawa nama Daerah ke tingkat Internasional. Namun sangat disayangkan, Pemerintah Daerah tidak mendukung. Jadi saya berharap kedepannya ada perhatian dari Pemerintah Daerah, jangan sampai ada generasi selanjutnya yang mengalami kisah Aul ini, cukup Aul saja yang mengalami ini" pungkasnya.


Dalam Ajang Pemilihan Duta Kebudayaan Indonesia yang diselenggarakan oleh Yayasan Arunika Cipta Abadi ini, Aulia mempresentasikan Filosofi Budaya Tingkuluak Balapak Sungayang yang didalamnya mencakup semuanya tentang Bundo Kanduang, dengan presentasi yang dirancang sendiri, materi dicari sendiri tanpa adanya bantuan atau arahan dari orang lain/Pemerintah (Pihak yang berkompeten dalam Bidang Kebudayaan) Aul juga merupakan satu-satunya finalis yang diberikan pertanyaan menggunakan Bahasa Inggris.(ML)

No comments:

Post a Comment

About Me


Bofet%2BHP
BOFET HARAPAN PERI JL. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
SELAMAT DATANG DI SEMOGA BERMANFAAT!