Breaking News

Tuesday, February 11, 2020

Dinas Ketahanan Pangan Kota Sawahlunto Terapkan Sistem 'Tumpang Sari' Kakao-Sereh Wangi



FS.Sawahlunto(SUMBAR) - Dalam rangka meningkatkan kualitas tanaman Kakao dan meningkatkan pendapatan petani, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan Kota Sawahlunto, Sumatera Barat menerapkan Sistem Tumpang Sari antara Tanaman Kakao dengan Sereh Wangi.

Dalam melaksanakan sistem tersebut Pihak Dinas bekerjasama dengan petani Kakao Desa Kubang Tangah, Kota Sawahlunto. Penanaman sereh wangi tersebut dilakukan  pada hari Senin,10 Februari 2020 lalu di desa Kubang Tangah  yang dikenal dengan sebutan "Nagari Model Kakao".

Sekretaris Dinas Heni Purwaningsih mengatakan bahwa dengan diterapkannya pola Tumpang Sari dua jenis tanaman tersebut akan sangat menguntungkan bagi petani. Disatu sisi tanaman Kakao akan terlindung dari hama, karena aroma wangi yang menyengat dari Sereh Wangi  tidak disukai oleh hama Kakao. Selain itu daun Sereh Wangi juga bisa dijual untuk bahan dasar minyak Atsiri.

"Masalah yang banyak dikeluhkan petani adalah hama yang menyebabkan buah busuk. Kita berharap dengan adanya Sistem Tumpang Sari ini dapat mengurangi hama yang ada, sehingga produksi buah Kakao kedepannya meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya" ujar Heni.

Sereh Wangi merupakan tanaman yang mudah tumbuh di mana saja dan tidak sisukai oleh hama babi. Selain itu cara membudidayakannya pun sangat mudah dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Perawatannya pun mudah. Sekali menanam Sereh Wangi dapat dipanen berulang kali.

Tanaman Sereh Wangi dapat dipanen perdana pada umur 6 bulan dan selanjutnya dapat dipanen kembali setiap 3 bulan sekali. Jika perawatan baik dan maksimal tanaman Sereh Wangi dapat bertahan produksinya selama kurang lebih 10 tahun.

Sereh Wangi bukan jenis tanaman "manja", dan dapat ditanam dalam berbagai kondisi tanah dan iklim, bahkan  di lahan-lahan tidur atau kurang produktif sekalipun Sereh Wangi bisa tumbuh dengan baik, juga di lahan bekas tambang.

Hasil Daun Atsiri mentah basah bisa dijual langsung ke Penyulingan Atsiri di Desa Balai Batu Sandaran dengan harga Rp.500/Kg untuk dijadikan minyak Atsiri.

Pihak Dinas bersama petani berharap dengan dilakasnakannya sistem ini pendapatan Petani Kakao dapat meningkat dan memberikan kesejahteraan masyarakat kedepannya, lebih lanjutnya semoga ada pengembangan dari kegiatan yang dimotori oleh Dinas Ketahan Pangan, Pertanian dan Peternakan Kota Sawahlunto.(Z.Z/Y)

No comments:

Post a Comment

About Me


Bofet%2BHP
BOFET HARAPAN PERI JL. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
SELAMAT DATANG DI SEMOGA BERMANFAAT!