Breaking News

Tuesday, June 16, 2020

Revolusi Hijau Bersama Pupuk Organik ‘’NASA’’


FS.Tanah Datar(SUMBAR)-Sektor  pertanian memiliki kontribusi yang besar dalam perkembangan pembangunan dan perekonomian masyarakat dan daerah. Indonesia yang dikenal sebagai negara Agraris, sebagian besar penduduknya berusaha di sektor pertanian. Karena itu sudah selayaknya sektor pertanian mendapat perhatian ekstra dari Pemerintah baik Pusat maupun Daerah. Dari berbagai hasil di bidang pertanian ini dapat meningkatkan ketahanan pangan sekaligus pendapatan ekonomi masyarakat.

Intensifikasi pertanian, pemakaian pupuk pabrik, dan penggunaan varietas tanaman baru telah  digagas melalui program Revolusi Hijau pada akhir 1960-an dan awal 1970-an. Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa gencar menjalankan Revolusi Hijau ke seluruh dunia.

Intensifikasi pertanian dilakukan dengan cara peningkatan frekuensi penanaman padi dan palawija dalam sebidang lahan menjadi 2 atau 3 kali  dalam setahun. Program ini memang menaikkan jumlah hasil pertanian per hektare secara signifikan tapi berdampak buruk terhadap kesehatan tanah. Kesuburan alami tanah menurun drastis. Tanah tak lagi mempunyai nutrisi untuk pertumbuhan tanaman.


Ilmuwan Jerman J. Von Leibig mengemukakan teori bahwa tanaman membutuhkan unsur lain untuk pertumbuhannya, tidak hanya humus sebagai sumber unsur hara utama saja.Namun tanaman membutuhkan 16 unsur hara esensial dan 6  unsur mikro tergolong bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman. Pemupukan untuk menambah nutrisi atau unsur hara agar tanaman tumbuh besar dan menghasilkan buah (biji) yang optimal.

Terdapat beberapa unsur kimia yang diambil tanaman dari udara: Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), dan Nitrogen (N). Unsur-unsur yang diserap akar dari tanah seperti Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Kalium (K), Posfor (P) dan Sulfur (S). Sembilan unsur hara ini dibutuhkan dalam jumlah yang cukup banyak (disebut unsur hara Makro Esensial).

Unsur hara Esensial adalah unsur yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang tinggi. Dan ini ada didalam kandungan pupuk NASA, Jika tanaman kekurangan unsur hara Esensial maka pertumbuhannya terhambat dan tidak bisa berproduksi. Gejala kekurangan unsur hara Esensial dapat diamati langsung seperti daun muda yang pucat dan kekuningan jika kekurangan N. Kebutuhan unsur hara makro ini antara 0,1% (Sulfur) sampai 1,5% (Nitrogen) dari berat kering panen tanaman.

Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit disebut sebagai unsur hara mikro baik yang esensial maupun beneficial (berguna). Unsur hara mikro esensial seperti Molibdenum (Mo), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Besi (Fe), Boron (B), dan Klor (Cl). Batas kritis kebutuhan untuk unsur hara mikro antara 0,1 ppm (part per million) untuk Mo sampai 100 ppm untuk Cl. Unsur hara mikro beneficial seperti aluminium (Al), kobal (Co), selenium (Se), silikon (Si), natrium (Na) dan vanadium (V).

Kekurangan unsur hara Mikro Esensial menyebabkan tanaman tidak tumbuh dengan baik. Sedangkan jika kekurangan unsur hara Mikro Beneficial, tanaman masih bisa tumbuh dengan baik. Penambahan unsur hara Beneficial kepada tanaman akan meningkatkan ketahanan tanaman seperti ketika kekurangan air atau melawan penyakit tanaman. Jika unsur hara mikro Beneficial terlalu banyak di tanah dan diserap tanaman akan menjadi unsur beracun.

Unsur hara di tanah tersedia karena proses pelapukan dari mineral primer yang ada di batuan induk tanah, yang akan mengeluarkan beragam unsur hara baik makro maupun mikro. Proses pelapukan ini berjalan sangat lambat dan tidak bisa mengimbangi kebutuhan nutrisi tanaman yang dibudidayakan sepanjang tahun. Kekurangan nutrisi itulah yang ditambahi dengan pupuk buatan. Oleh sebab itulah NASA hadir dengan tujuan untuk mengembalikan unsur MIKRO yang telah defisit selama bertahun-tahun.

Hal ini disampaikan oleh Pak De (43) dan Buk Heni (38) yang akrab disapa ‘’Mamak’’  ini di Talawi Hilir, Kota  Sawahlunto,  Senin,  16 juni 2020 kemaren. Menurut penuturannya, mereka  telah membuktikan manfaat dari pupuk organik NASA yang mereka gunakan. 

Pernyataan lain juga disampaikan Buk Ica  (36) yang merupakan warga  Alahan Panjang yang kebetulan berada di kediaman Pak De di Talawi tersebut.

"Contohnya dilahan saya Pak, Untuk cabai merah yang ada di lahan saya yang bertempat di Alahan Panjang,  kita fokuskan menggunakan pupuk NASA ini, dan berhasil panen selama 12 bulan Pak, yang biasanya hanya 7-8 bulan saja’’ ujar Buk Ica menjelaskan.

‘’Menurut saya asalkan kita mengerti dengan kebutuhan pupuk untuk tanaman kita serta lahan yang memiliki unsur mikro dan makro yang tepat, apapun yang kita tanam Insya Allah akan membuahkan hasil yang memuaskan’’ Sambungnya dengan wajahnya sumringah.

Sementara  di lain tempat, Dedi Satria, salah seorang Wiraswasta  di  Tanah Datar, yang juga sekaligus Tokoh Masyarakat  di Jorong  Bukit Gombak, Nagari Baringin, Kecamatan Lima Kaum menyampaikan steatmennya kepada fokussumatera.com, Selasa, 16 Juni 2020.

‘’Berdasarkan keterangan dari beberapa Narasumber diatas tentang kegunaan dan kelebihan Pupuk Organik NASA, besar harapan kita Pemerintah Daerah khususnya Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar  kiranya dapat memberikan ruang serta kesempatan untuk produk NASA ini masuk ke dalam sistem dan program birokrasi Pemerintahan, sehingga diharapkan kedepannya sektor Pertanian di Kabupaten Tanah Datar dapat ditingkatkan kualitas maupun hasil produksinya. Hal ini  tujuannya tak lain adalah untuk meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan masyarakat Luhak Nan Tuo’’ ujar Dedi Satria penuh harap.

Dedi juga berharap agar kedepannya inovasi-inovasi serta terobosan bar di bidang pertanian dapat ditemukan dan dilaksanakan sehingga hasil produksi pertanian di Tanah Datar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Tanah Datar dan meningkatkan ketahanan dan Swa Sembada Pangan. (Z.Z.Dt.Malako)

No comments:

Post a Comment

About Me


Bofet%2BHP
BOFET HARAPAN PERI JL. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
SELAMAT DATANG DI SEMOGA BERMANFAAT!