Breaking News

February 18, 2022

Aksi Penangkapan Tindakan Asusila di Pauh Padang Berujung ke Ranah Hukum

Foto : Mapolsek Pauh

FS.Padang(SUMBAR)-Aksi penangkapan tindakan asusila di Benteng Kecamatan Pauh Kota Padang yang terjadi pada Selasa, 18 Januari 2022 lalu berlanjut ke ranah hukum.


Kedua sepasang sejoli yang dipergoki warga masing-masing melaporkan ke Mapolsek Pauh dengan dua pasal yang berbeda. Sang perempuan melaporkan dugaan pemerasan sementara laki-laki melaporkan tindakan penganiayaan. 


Kepala Unit Reserse Krimimal Polsek Pauh, I Made membenarkan hal tersebut. Masing-masingnya melapor dugaan pemerasan pada 21 Januari, tiga hari setelah kejadian. Lalu, pasal penganiayaan dilaporkan pada 28 Januari, sepuluh hari pasca kejadian. 


"Masuk laporan dari pihak perempuan lalu masuk juga dari pihak laki-laki," kata I Made.


Kemudian, tahap selanjutnya, kepolisian akan menyerahkan berkas ke Kejaksaan Tinggi pada Senin, 21 Februari mendatang. Sebelumnya, ia sudah menganjurkan untuk berdamai. 


"Kita sarankan untuk berdamai tapi rupanya berlanjut lagi dan kita sudah panggil terlapor dan setelah ini kita akan berikan kasus ini ke Jaksa untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya," katanya. 


Doni Penyidik Reskrim Polsek Pauh mengatakan saat ini masih dalam pemeriksaan saksi-saksi, diperkirakan ada sebanyak dua orang saksi yaitu pelapor dan temannya. Ia enggan berkomentar banyak termasuk hasil visum. 


"Dalam penyelidikan ada yang dapat diberikan dan dikabarkan nanti setelah selesai penyelidikan, kami tidak ada memperlambat, menutupi dan semacamnya,"  katanya. 


Namun demikian, Anggi Gusmiliardi (23) selaku ketua pemuda setempat dan ketua rombongan aksi penangkapan menampik telah melakukan pemerasan dihari itu. Menurutnya, uang yang diterima beberapa hari setelah itu adalah bagian sanksi adat yang berlaku di Kampung tersebut. 


"Disini begitu, kami juga sudah berkomunikasi dengan ninik mamak dan kami juga sudah kirimkan surat ninik mamak pemberitahuan ke Polsek bahwa ada hukum adat yang berlaku," katanya.


Ia pun mengaku geram dengan pihak kepolisian lantaran proses demi prosesnya berjalan dengan lamban dan menduga ada 'permainan' kepolisian dalam kasus tersebut. 


"Laporannya masuk tanggal 28 Januari sekarang sudah ada sekitar 20 hari jadi kami juga bingung, tiba-tiba saja polisi bilang mau diajukan ke Jaksa terus kami akan dipanggil lagi," ucap Anggi sambil membaca pesan WhatsApp dari kepolisian. 


Terkait hal ini, sebelumnya, saat diwawancara Kepala Unit Reskrim I. Made menolak adanya dugaan tersebut. Ia sudah melakukan tindakan sesuai prosedur dan bersikap netral. "Kami netral," katanya. (sdq)

No comments:

Post a Comment

About Me


Bofet%2BHP
BOFET HARAPAN PERI JL. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
SELAMAT DATANG DI SEMOGA BERMANFAAT!