Breaking News

April 2, 2023

Konservasi dan Tragedi

 


Oleh: A.S Edi / Pemerhati Lingkungan Hidup


Alam adalah ilmu, ilmu adalah alam, adanya gejala dan peristiwa alam merupakan pesan yang disampaikan kepada manusia untuk mengisi sejarah peradabannya dengan lingkungan hidupnya. 


Lahirlah salah satu bidang keilmuan yang disebut, Fenomenalogi-Ilmu yang mempelajari tentang gejala dan peristiwa alam yang terjadi dalam jagad raya, mulai dari lingkungan terkecil pada otak manusia sampai kepada kawasan terbesar dalam peta langit yang maha luas ini.


*Keadaan manusia dalam keberadaan alam, atau keberadaan manusia dalam keadaan alam adalah suatu posisi yang menempatkan manusia dalam kesempurnaan dan keahlian sesuai perilaku yang dihadirkannya. –as.edi*.


Petunjuk, Pedoman Dan Batasan

Dalam kehidupan manusia di bumi ini, lingkungan merupakan sumber daya yang amat penting untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidupnya. 


Demi melanjutkan dan mempertahankan kelangsungan hidup baik generatif maupun regenerative secara populasional dan multipopulasional berinteraksi dalam proses perubahan, pemusnahan, dan pembentukan serta penciptaan ekosistem.


Sejarah peradaban dan kebudayaan manusia sejak zaman purbakala sampai sekarang, bertindak mengisi kebutuhan dasar hidupnya dalam keadaan lingkungan kecil pada suatu habitat diatas permukaan bumi dan lingkungan besar dengan alam jagat raya ini.


Dalam suatu habitat, manusia dengan hewan dan tumbuhan hijau membuat siklus peristiwa ekosistem oleh jaring-jaring kehidupannya dengan proses jaring-jaring makanan dan rantai makanan antara produsen, konsumen dan pengurai. 


Manusia berkedudukan sebagai *Makhluk Rakus* apabila tidak ada petunjuk dan pedoman serta batasan, bisa beraksi sebagai *Paratisme, mutualisme dan canibalisme, dengan posisi menjadi konsumen tingkat pertama, kedua dan seterusnya pada lingkungan tertentu.


Kedudukan manusia dengan tuntutan (hak) kebutuhan dasar hidupnya, secara evolusi dan revolusioner akan melakukan pemusnahan, pembentukan dan penciptaan ekosistem yang perlu dan batasan-Sara’ mangato, Adat mamakai, Alam takambang jadi guru-yang  diberlakukan secara pribadi, masyarakat dan lingkungan hidup.


Antara hak dan kewajiban manusia dengan lingkungannya, wajib dipertanggungjawabkan kelestarian alam,mengingat perkembangan dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya dalam suatu populasi maupun multipopulasi bukan terbatas pada satu, dua, tiga general berikutnya, akan tetapi untuk generasi terakhir menjelang kiamat total terjadi (gempa global atau panas global, goncangan dahsyat atau hangusnya planet bumi-akibat rusaknya alam dan habisnya lapisan ozon).


Majunya alat-alat teknologi canggih (cangok dan gigih) dan lajunya pertumbuhan penduduk akan memperbesar kebutuhan dasar manusia terhadap sumberdaya alam dan pada gilirannya akan memperlebar pula perubahan, pemusnahan, pembentukan dan penciptaan ekosistem pada suatu lingkungan.


Arah pembangunan phisik disuatu daerah, bentuk dan laksananya banyak yang tidak berwawasan lingkungan bersahabat dengan alam. Pembangunannya mempunyai dampak negatif karena memperbesar pemusnahan ekosistem, pencemaran lingkungan dan merusak alam. 


Sektor memperkecil perubahan ekosistem yang merugikan dan merusak alam hanya diatas kertas setelah dilakukan penelitian analisa mengenai dampak lingkungan.


Akibat proses seperti ini terjadi kepincangan tajam statistic pembangunan menuju kerawanan kondisi ekuilibrium, melewati standard dan trisol lingkungan. 


Akibatnya, mutu dan kualitas hidup tidak terjamin. Bencana terjadi malapetaka alam sulit, berganti. Polusi udara/air, kabut asap, kekeringan air bawah tanah, longsor, banjir, semburan lumpur, erosi, abrasi, suhu geotermal meninggi, pemanasan global. 


Dan menipisnya lapisan ozon untuk melindungi sinar ultraviolet matahari yang dampaknya mematikan semua makhluk hidup dibumi, bahkan akan menghanguskan planet bumi kita ini.


Alam tidak lagi bersahabat, karena secara sadar atau tidak manusia dengan kerakusannya sebagai konsumen mengekploitasi dan mengekplorasi potensi sumber daya alam yang tersedia, baik diatas, dipermukaan maupun dalam perut bumi.


Analisa mengenai dampak lingkungan (amdal) hanya dilakukan dipermukaan dan didalam perut bumi saja, sementara diatas permukaan bumi, udara dipenuhi oleh gelombang radio, telepon, faximile, facebook, twitter, internet, televisi yang jutaan macam jenis dan program acara.


Sungguh, sangat padat lalu lintas di udara, berbenturan dan bertabrakan dengan tiupan angin, suhu, dan sekali-sekali diikut sertai oleh kilatan petir.


Begitu juga dengan kondisi perairan lautan, dengan mempergunakan alat-alat teknologi dengan dalih ekspedisi, penelitian, pencarian harta karun menjarah dan menguras kekayaan yang ada didasar laut, serta pengerukan pasir dengan alasan pengendalian kedalaman dermaga internasional dan menjual pasir itu keluar negeri. 


Abrasi semakin membahayakan, sementara luas daratan tepi pantai Negara tetangga bertambah karena pasir yang dijual itu dipergunakan mereka untuk perluasan pembangunan dipinggir laut. Seratus tahun yang akan datang, insha Allah dari pulau Batam kita bisa loncat ke Singapura dengan melewati jembatan yang panjangnya mungkin 1 km saja. Wallahu’alam


Dan perairan daratan pun tak ketinggalan oleh jamahan tangan manusia yang berakibat pencemaran dengan dalih pembangkit tenaga listrik di danau, perluasan dermaga di muara sungai atau sebagai sarana transportasi sungai tanpa ada pikiran dan tindakan konservasi air.


Karena adanya fenomenal di alam sekitar kita yang dikondisikan secara paksa oleh prilaku makhluk rakus yang hanya semata-mata menguras sumber daya alam yang tersedia tanpa batas demi kepentingan dan kebutuhan sesaat, akan terjadi tragedi estafet oleh kutukan alam dengan bencana yang sangat dahsyat dan mengerikan sekali

No comments:

Post a Comment

About Me


Bofet%2BHP
BOFET HARAPAN PERI JL. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
SELAMAT DATANG DI SEMOGA BERMANFAAT!