![]() |
Bupati JKA (Berdiri Baju Putih ) Saat Hadiri Munas Apeksi 2025, di Sulawesi |
Oleh : Zahirman Kadar Kadis. Kominfotik Padang Pariaman
Sejak dilantik pada 20 Februari 2025 di Istana Negara Jakarta dan melanjutkan dengan retret pemerintahan di Akademi Militer Magelang, sosok John Kenedi Azis (JKA) bersama Wakil Bupati Rahmat Hidayat langsung tancap gas membenahi Kabupaten Padang Pariaman.
Baru 100 hari menjabat, kepemimpinan JKA telah menunjukkan transformasi luar biasa, menjadikannya sebagai bupati yang fenomenal dan penuh keteladanan.
Gercep dan Tanggap Laporan Masyarakat:
JKA dikenal dengan gerakan cepatnya (Gercep) dalam merespon setiap keluhan dan laporan masyarakat. Mulai dari gorong-gorong tersumbat di Terminal Sicincin yang kerap menimbulkan banjir, jembatan rusak, irigasi bermasalah, hingga jalan berlubang—semua direspons langsung oleh JKA.
Tak sekadar hadir di lokasi, ia juga langsung mencarikan solusi yang efektif, menenangkan warga dan memberi kepastian bahwa pemerintah hadir di tengah mereka.
Dalam 100 hari kepemimpinannya, tak satu pun sudut Padang Pariaman luput dari pantauan JKA. Ia memastikan setiap masalah masyarakat, sekecil apa pun, menjadi prioritas bersama pemerintah daerah.
Pelayanan Publik Jadi Fokus Utama:
Kepedulian JKA tidak hanya pada aspek fisik pembangunan. Ia juga sangat peduli terhadap kualitas pelayanan publik. Dari Puskesmas, rumah sakit, sekolah, hingga kantor pemerintahan di tingkat nagari dan kecamatan, semua diperiksa langsung oleh JKA.
Salah satu momen yang menunjukkan ketegasannya adalah ketika ia menemukan pasien di Puskesmas tidak dilayani dengan baik karena alasan administratif. JKA langsung menegur petugas dan menegaskan:
Jangan sampai ada pasien yang pulang atau tidak mendapatkan pelayanan karena persyaratan administrasi atau tidak memiliki biaya. Tugas kita lah yang mencarikan solusinya agar mereka bisa berobat.
Keterbatasan Anggaran Bukan Halangan:
Dalam situasi fiskal nasional yang menuntut efisiensi, JKA memandang keterbatasan anggaran bukan sebagai hambatan, tetapi sebagai peluang untuk berinovasi. Ia mendorong seluruh perangkat daerah untuk menciptakan program lintas sektor yang kolaboratif.
Hasilnya nyata, seperti pelaksanaan Event Pacu Kudo yang sukses digelar tanpa dana awal. Acara ini telah vakum selama 10 tahun namun kembali meriah berkat partisipasi luas dari masyarakat, termasuk para perantau.
Kegiatan lain seperti Festival Juadah di Nagari Toboh Gadang juga telah terlaksana, menjadi ajang promosi kearifan lokal Padang Pariaman.
Revitalisasi Gotong Royong: Goro Batang Ulakan:
Salah satu langkah inovatif JKA adalah membangkitkan semangat gotong royong. Dalam Goro Batang Ulakan, lebih dari 1.500 orang—terdiri dari ASN, TNI, Polri, organisasi masyarakat, dan warga—turun membersihkan sungai sepanjang 700 meter.
Kegiatan selama dua hari ini sukses melancarkan aliran sungai yang sebelumnya menyebabkan banjir di Nagari Ulakan dan sekitarnya.
Lobi Pusat dan Hubungan Strategis:
Berbekal pengalaman sebagai mantan anggota DPR-RI, JKA piawai melobi pemerintah pusat. Terbukti, empat menteri (PUPR, BNPB, Mensos, dan Wamen UMKM) telah datang ke Padang Pariaman. Hasilnya, berbagai bantuan dan program pusat berhasil digaet, seperti:
- Program Sekolah Rakyat
- Penanganan jalan putus di Sikuliek
- Rehabilitasi Jembatan Sikabu
- Pembangunan infrastruktur lainnya
Gowes Pemimpin: Turun ke Lapangan, Dengarkan Rakyat:
JKA juga memperkenalkan pendekatan unik melalui Gowes Pemimpin. Ia bersepeda ke berbagai wilayah—utara, tengah, hingga selatan Padang Pariaman—untuk meninjau langsung kondisi infrastruktur dan berdialog dengan warga.
Kegiatan ini menjadi media interaktif antara pemimpin dan rakyat, memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Disiplin ASN dan Reformasi Internal:
JKA-Rahmat juga fokus membenahi disiplin ASN. Dengan ketegasan yang konsisten, perubahan mulai terlihat. ASN kini hadir lebih tepat waktu, lebih profesional, dan lebih melayani.
Semangat Belajar Seorang Pemimpin:
Selain sibuk memimpin, JKA tak melupakan pentingnya peningkatan kapasitas diri. Pada 23 Mei 2025, ia resmi lulus sidang tertutup Disertasi Program Doktor Ilmu Hukum di Universitas Trisakti, Jakarta.
Komitmennya pada pendidikan menunjukkan bahwa seorang pemimpin pun harus terus belajar, dan ini menjadi teladan bagi generasi muda Padang Pariaman.
John Kenedi Azis bukan hanya seorang bupati biasa. Ia adalah pemimpin yang hadir dengan visi, aksi, dan inovasi nyata.
Dalam waktu singkat, ia membuktikan bahwa kepemimpinan bukan soal masa jabatan, tetapi soal kemauan dan kemampuan untuk mendengar, bergerak, dan memberikan solusi. Bersama Rahmat Hidayat, Padang Pariaman kini menapaki babak baru pemerintahan yang cepat, tanggap, dan berpihak pada rakyat.
*Catatan : Mantan Aktivis Pemuda*
No comments:
Post a Comment