Breaking News

Sunday, June 29, 2025

Duka Tanpa Usut, Tragis Tragedi Tambang Maut Sawahlunto Kembali Menelan Korban, Pengusaha Aman?

Gambar Hanya Ilustrasi 

FS. Sawahlunto (SUMBAR),-Duka mendalam kembali menyelimuti Kota Sawahlunto. Empat penambang batu bara dilaporkan meninggal dunia dalam insiden kecelakaan kerja di lokasi tambang Parambahan, Kecamatan Talawi, pada Rabu pagi (25/6/2025) lalu. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah sempat tertimbun di lubang tambang milik perusahaan PT Bumi Mineral Kencana (BMK).


Empat korban terdiri dari dua orang sumando (menantu masyarakat setempat) dan dua warga asli Talawi. Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa satu dari korban sumando berasal dari Lampung dan satu lagi dari Lintau, Kabupaten Tanah Datar, yang masing-masing telah menikah dengan warga Talawi.


Namun ironisnya, hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari perusahaan maupun pihak berwenang. Proses evakuasi dan penanganan pascakejadian dilakukan secara tertutup. Akses ke lokasi kejadian dijaga ketat oleh pihak internal tambang yang dibantu aparat berseragam loreng hijau, dan tidak satu pun pihak luar, termasuk wartawan dan keluarga korban, diizinkan masuk.


Bahkan lebih jauh lagi, dilaporkan bahwa sejumlah keluarga korban yang datang sejak Rabu untuk mengetahui kondisi sanak keluarganya justru tidak diizinkan keluar dari lokasi tambang. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar akan transparansi dan kemanusiaan dalam proses penanganan insiden ini.


Pengusaha Tambang Diketahui Purnawirawan TNI


Lokasi tambang naas tersebut diketahui berada di bawah kendali seorang pengusaha bernama Datuak Udin, yang ternyata merupakan purnawirawan TNI. Nama ini sudah lama dikenal dalam lingkaran pertambangan di wilayah Talawi dan disebut-sebut memiliki pengaruh kuat terhadap jalannya operasi tambang batu bara setempat.


PT BMK sebagai perusahaan induk yang menaungi tambang tersebut belum memberikan pernyataan apapun, baik soal kronologi kejadian maupun tanggung jawab terhadap korban dan keluarganya.


Tragedi yang Terus Berulang


Kecelakaan tambang di Sawahlunto bukanlah yang pertama. Sejumlah insiden mematikan telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, namun tidak pernah benar-benar ditindak secara serius oleh otoritas terkait. Masyarakat menyebut, setiap kali ada korban jiwa, perusahaan cukup memberikan "uang duka" dan peristiwa pun dibiarkan tenggelam begitu saja, tanpa proses hukum, evaluasi, atau audit izin tambang yang menyeluruh.


"Ini seperti lingkaran kematian yang dibiarkan hidup terus. Tambang beroperasi seenaknya, korban terus berjatuhan. Tak ada yang diadili. Sampai kapan?" ujar salah satu tokoh masyarakat Talawi dengan nada geram, Minggu (29/06).


Desakan Investigasi Independen dan Penegakan Hukum


Masyarakat mendesak agar pemerintah kota dan provinsi segera membentuk tim investigasi independen untuk mengusut tuntas tragedi ini. Evaluasi terhadap perizinan tambang, standar keselamatan kerja, serta keterlibatan aparat dalam mengamankan tambang yang diduga bermasalah harus segera dilakukan.


"Jangan tunggu ada 10 korban jiwa baru pemerintah buka mata. Cukup! Harus ada penegakan hukum. Harus ada sanksi. Jangan biarkan tambang ini jadi ladang kuburan," tegas seorang aktivis lingkungan setempat.


Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Pemko Sawahlunto, pihak kepolisian, ataupun dari PT BMK terkait insiden tragis ini. (Tim)

No comments:

Post a Comment

About Me


Bofet%2BHP
BOFET HARAPAN PERI JL. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
SELAMAT DATANG DI SEMOGA BERMANFAAT!