![]() |
Foto bersama usai pembukaan pelatihan dari Badan SAR Nasional (Basarnas) yang dilaksanakan di Aula Sarantau Sasurambi, Kantor Bupati Solok Selatan, Jumat (1/8/2025). |
FS.Solok Selatan(Sumbar) - Sebanyak 160 peserta yang merupakan relawan tanggap bencana dan potensi SAR dari berbagai wilayah di Solok Selatan mendapat pelatihan dari Badan SAR Nasional (Basarnas) yang dilaksanakan di Aula Sarantau Sasurambi, Kantor Bupati Solok Selatan, Jumat (1/8/2025).
Acara ini turut diinisiasi Anggota Komisi V DPR-RI H. Zigo Rolanda ini, dihadiri Wakil Bupati Solok Selatan H. Yulian Efi, Direktur Bina Tenaga Basarnas Marsma TNI Tarjoni, serta jajaran Forkopimda dan OPD Solok Selatan.
Zigo Rolanda menuturkan, Sumatera Barat merupakan wilayah dengan potensi bencana yang tinggi, berada pada pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia, serta memiliki empat gunung api aktif seperti Merapi, Kerinci, Talang, dan Talamau. Sehingga kegiatan pemberdayaan seperti ini sangat penting dalam kesiapsiagaan dalam penanganan bencana di Solok Selatan.
“Dalam 20 tahun terakhir, semua jenis bencana pernah terjadi di Sumatera Barat, termasuk gempa tahun 2009 yang menewaskan 117 orang, serta banjir bandang dan lahar dingin yang merenggut 67 korban jiwa. Karena itu, pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting,” kata Zigo.
Zigo juga menyebut daerah Solok Selatan dilalui oleh Patahan Semangka, salah satu patahan aktif yang dapat memicu gempa bumi. Kondisi ini semakin mempertegas urgensi peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi risiko bencana alam secara menyeluruh.
Selain itu, Zigo mengapresiasi komitmen Basarnas Pusat dan Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang yang telah memilih Solok Selatan sebagai lokasi pelaksanaan workshop. Selaku anggota DPR RI beliau mendorong penguatan Kantor SAR Padang, dalam rapat dengan Basarnas di tingkat pusat, dirinya telah mengusulkan agar kegiatan semacam ini diperbanyak di wilayah Sumbar mengingat tingginya risiko bencana.
Sementara Direktur Bina Tenaga Basarnas, Marsma TNI Tarjoni, mengatakan bahwa kegiatan ini adalah upaya Basarnas dalam memaksimalkan peran serta masyarakat dalam mitigasi bencana, terutama di tengah kebijakan efisiensi nasional yang sedang diterapkan.
Ia melanjutkan, Basarnas merupakan perpanjangan tangan pemerintah dalam penanggulangan bencana, baik di darat, laut, maupun udara. Maka pelatihan semacam ini sangat penting mengingat keterbatasan personel di daerah.
“Di Solok Selatan, saat ini hanya ada lima orang anggota SAR. Karenanya, keterlibatan masyarakat sangat diperlukan agar mampu merespons bencana secara cepat dan tepat,” ujarnya.
Wakil Bupati Solok Selatan, H Yulian Efi juga mengapresiasi kehadiran Basarnas dan pemerintah pusat dalam kegiatan ini. Ia menyebut kegiatan ini bukan hanya relevan untuk kondisi darurat, tetapi juga menjadi upaya edukasi jangka panjang bagi masyarakat.
“Kegiatan ini adalah momentum untuk membangun kesadaran bersama. Saya mengajak seluruh peserta menjadi agen kesiapsiagaan di lingkungan masing-masing dan tidak berhenti setelah pelatihan ini selesai,” kata Yulian Efi dalam kesempatan yang sama.
Kegiatan ini menjadi langkah awal pembentukan jejaring relawan tangguh di tingkat lokal. Dengan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan Basarnas, diharapkan akan terbentuk sistem penanggulangan bencana yang responsif, inklusif, dan berkelanjutan di tengah tantangan geografis Solok Selatan yang kompleks.
“Kita berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dan diperluas cakupannya agar koordinasi dalam penanggulangan bencana semakin kuat dan solid,” imbuhnya.
Kegiatan pemberdayaan ini dilaksanakan melalui metode penyampaian materi dan simulasi, dengan tujuan memberikan pemahaman praktis kepada para relawan. (Af)
No comments:
Post a Comment