![]() |
Suasana kegiatan para anggota organisasi wanita se-Solok Selatan saat acara lomba solo song di aula Sarantau Sasurambi, Selasa (12/8/2025). |
FS.Solok Selatan(Sumbar) - Suasana haru bercampur semangat patriotisme memenuhi Aula Sarantau Sasurambi Kantor Bupati Solok Selatan melalui lantunan melodi indah para anggota organisasi wanita se-Solok Selatan. Kegiatan ini menjadi momen dalam mengenang jasa para pahlawan sekaligus mempererat kebersamaan.
Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Solok Selatan Ny. Bet Yulian Efi mengatakan lomba ini dilaksanakan untuk mengingat semangat perjuangan dan kerja sama yang telah diwariskan para pejuang.
"Tugas kita sekarang adalah menjaga, mengisi, dan meneruskan perjuangan mereka melalui karya dan perbuatan yang bermanfaat. Mari kita jadikan lomba ini sebagai momentum untuk terus mengingat para pejuang kita," kata Bet saat membuka kegiatan, Selasa (12/8/2025).
Acara ini diikuti oleh 15 organisasi wanita se-Solok Selatan. Mengangkat tema 'Melalui lomba lagu perjuangan menggambarkan lagu sebagai ekspresi suara hati perempuan dalam perjuangan', para peserta melantunkan masing-masing dua buah lagu bertema perjuangan.
Lomba ini menghadirkan penampilan penuh makna dari para peserta. Salah satunya, Afriyesi dari Organisasi Wanita PT Kencana Sawit Indonesia (KSI), yang membawakan lagu Gugur Bunga dan Hari Merdeka. Lagu tersebut sudah akrab di telinganya sejak kecil karena sering diajarkan gurunya.
“Setiap bait lagu mampu memotivasi dan mengingatkan pada pengorbanan pejuang. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah demam panggung, tapi bisa diatasi dengan mengingat dukungan teman-teman dan lingkungan yang positif,” ungkapnya saat ditemui di sela-sela acara.
Lain lagi dengan salah satu peserta dari Bhayangkari, Rahma Hera tampil membawakan dua lagu penuh semangat, yakni Bendera dari grup band Cokelat dan Hari Merdeka. Menurutnya, kedua lagu ini memiliki makna perjuangan yang kuat dengan irama membangkitkan motivasi.
Penampilannya kian memukau berkat kostum perpaduan kain songket tanah liat dan rok tutu, dilengkapi kebaya ala Ibu Kartini dan unsur khas Sumatera Barat.
“Saya senang sekali bisa menghibur siapa pun yang hadir, meski persiapan singkat. Harapannya tetap bisa memberi yang terbaik,” ungkapnya.
Penilaian juri mencakup teknik vokal, intonasi, pernapasan, artikulasi, penghayatan, hingga kostum.
Dengan perpaduan suara merdu, pesan perjuangan yang menggetarkan, dan busana mempesona, ajang Solo Song tahun ini menjadi bukti bahwa semangat kemerdekaan dapat terus hidup di hati masyarakat, terutama melalui karya seni. (Af)
No comments:
Post a Comment