![]() |
Warman Wartawan Penulis |
Oleh: Warman
Hari ini 1 September 2025 secara serentak pada titik yang sudah ditentukan mahasiswa dan masyarakat bermufakat dan bergerak untuk kembali mengadakan aksi besar, menyampaikan pendapatnya kepada pejabat negara yang sedang berkuasa.
Aksi demo hari ini merupakan rentetan dari demo sebelumnya yang mulai digelar pada Senin 25 Agustus dan berlanjut dengan demo pada Kamis 28 Agustus, yang memakan korban jiwa seorang pengendara ojol Arif Rahman hingga meninggal dunia akibat dilindas mobil Rantis (Kendaraan Taktis) Brimob.
Ditambah lagi pernyataan dan sikap beberapa orang anggota DPR RI. Yang membakar amarah pendemo dan mengakibatkan tinggi eskalasi sehingga demo jadi anarkis dan berakibat penjarahan, serta pembakaran yang dibalas pembubaran secara paksa oleh aparat keamanan.
Kemarahan rakyat dan mahasiswa sudah tidak terbendung lagi, akibat kebijakan dan aturan dari pemerintah pusat yang menindas dan memeras rakyat dengan pajak, ditengah beban ekonomi yang mencekik dan Kebutuhan hidup semakin tinggi.
Ditambah dengan meluapnya gelombang PHK yang mencatatkan tidak terbendungnya gelombang pengangguran ditengah paceklik APBN dan dipangkasnya anggaran transfer ke daerah sehingga melemahnya daya beli masyarakat.
Akankah peristiwa 1998 akan terulang kembali, ketika Soeharto dilengserkan oleh mahasiswa dan rakyat yang menginginkan reformasi, atas berkuasanya Orde Baru selama 32 tahun.
Jika dipandang dari dua sisi mata uang, sebetulnya tidaklah banyak kesalahan diperbuat oleh kepemimpinan Soeharto, hanya persoalan krisis global yang merembet terjadinya krisis moneter ke negara kita ketika itu.
Namun dari sisi legatimasi seorang pemimpin negara, secara polittikpun Soeharto sangat disegani oleh kawan maupun lawan. Bahkan di dunia internasional dia sangat dihormati, sehingga negara-negar kuat didunia sekalipun tidak mampu melakukan intervensi terhadap kepemimpinan beliau selaku presiden.
Dilihat secara kebijakan saat Soeharto berkuasa, tidak ada pungutan pajak yang mencekik rakyat, secara ekonomi jual beli masyarkat tetap stabil meskipun dalam kondisi moneter.
Uang berputar dipasaran, harga pangan stabil serta nilai rupiah terjaga.
Namun apa mau dikata, dibandingkan dengan kondisi 10 tahun terakhir semenjak Jokowi jadi presiden hingga sekarang. Tentu dapatlah kita menilai dan merasakan nya, semua sendi kehidupan ditengah masyarakat sudah rusak parah, baik itu politik, sosial apalagi ekonomi. Hidup Mahasiswa Kritis dan Rakyat Indonesia (***)
No comments:
Post a Comment