![]() |
Dana Becnel bersama suami dan ketiga anaknya saat liburan di Padang |
FS.Padang - Dana Becnel, adalah seorang warga Amerika asal Louisiana yang kini tinggal di Ranah Minang. Sudah hampir setahun lebih ia menetap di Ranah Minang bersama suami dan ketiga anaknya.
Pada wawancara ekslusif kali ini Dana ingin membagikan pengalaman tentang bagaimana gaya hidup Amerika memengaruhi kehidupan sehari-harinya di budaya yang berbeda.
Ia menekankan bagaimana terus berpegang pada budaya Amerika ketika berinteraksi dan menjalankan aktivitas ditengah lingkungan Ranah Minang (1/10/2025).
Menurut Dana, orang Amerika di Louisiana sangat menghargai keramahan, keluarga, dan makanan.
Ia menjelaskan, di Louisiana, orang-orang sangat menghargai keramahtamahan, keluarga, dan makanan.
"Perbedaan ini telah menciptakan norma-norma sosial yang menekakan moral dalam cara anda memperlakukan orang lain, dan tidak menutupi kemungkinan setiap individu untuk memiliki kebebasan dalam ekspresi keagamaan mereka,” ucap Dana.
Gaya hidup Amerika yang menempatkan nilai kebebasan ekspresi dan moral pribadi ini memang bisa dibilang cukup bertolak belakang dengan budaya Minang yang lebih menonjolkan ekspresi keagamaan yang tampak secara sosial.
Bagi Dana, sebagai seorang Kristiani berada di tengah masyarakat mayoritas Muslim, hal ini menimbulkan tantangan baginya ketika terkadang seseorang menilainya bedasarkan praktik agama yang di anut.
Adapun dalam kehidupan sehari-hari, budaya Amerika menekankan bahwa “Time is Money”, jadi pribadi di tuntut untuk produktif dan efisien dalam bekerja atau berkegiatan. Namun di Ranah Minang Dana belajar bahwa menghargai waktu yang lebih berorientasi pada hubungan sosial.
“Saya belajar hal baru yaitu untuk memperlambat langkah dan memandang waktu sebagai investasi untuk orang lain, dan bukan untuk saya saja. Sekarang, saya benar-benar menikmati hari yang santai ketika tetangga saya datang untuk berkunjung atau ketika saya bisa duduk bersama seseorang dan mengobrol dengan santai,” kata Dana.
Dalam bidang kuliner dan sosial, Dana juga menerima dengan senang hati tradisi Minang terutama makanan khas seperti rendang dan teh talua yang menjadi bagian keseharian keluarganya.
Namun, dibalik itu ia tetap mempertahankan nilai hidup Amerika yang independen dan personal dalam mengasuh anak melalui homeschooling, meskipun ini menimbulkan pertanyaan dari lingkungan sekitar.
Dana secara sadar memilih untuk memegang teguh nilai-nilai Amerika yang ia anggap penting sembari belajar menghormati budaya lokal.
Ia menyataka bahwa
“Saya masih berusaha untuk mengambil dan menerapkan aspek yang terbaik dari setiap budaya dan memimpin keluarga saya dengan cara memuliakan Tuhan, dengan cara mencari kebenaran dan makna yang lebih dalam di luar norma-norma budaya.”
Ia juga menilai bahwa sangat penting untuk bisa menjaga batas personal tanpa kehilangan rasa hormat pada tradisi lokal.
“Saran saya untuk para turis adalah hormati tradisi lokal, tetapi jangan lupa juga untuk secara halus menegaskan batasan anda sendiri,” tutup Dana dalam wawacanra nya.
Gaya hidup Amerika yang dibawa Dana ke Ranah Minang bukan sekadar membawa budaya asal secara kaku, melainkan sebagai nilai-nilai moral, kebebasan pribadi, dan cara pandang khas Amerika Selatan yang berusaha diselaraskan dengan kearifan lokal Minang. Ini adalah perjalanan hidup lintas budaya yang membuka ruang saling belajar di tengah perbedaan.(*)
Penulis : Elsa Suci Ramadanti (Mahasiswi Sastra Inggris Unand)
No comments:
Post a Comment