Breaking News

Monday, October 13, 2025

BWS Harus Bertanggung Jawab! Luas Tanam Padi Menurun Dalam 5 Tahun Terakhir


Proyek Irigasi Anai II Yang Masih Belum Dialiri Air





Oleh: Warman


Pembangunan akhir proyek irigasi Anai II telah dilaksanakan sejak tahun 2017, dengan target irigasi ini akan berfungsi penuh pertengahan 2026. Pembangunan akhir ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, dan jika cuaca mendukung, proyek ini diharapkan dapat mengalirkan air sebelum akhir tahun 2025. 


Pembangunan awal: Pembangunan Daerah Irigasi Anai II dimulai dari tahun 2009, namun terkendala lahan. Setelah teratasi, pembangunan dilanjutkan dan pembangunan tahap akhir dilaksanakan mulai tahun 2017. 


Fungsi: Irigasi ini akan berfungsi untuk mengalirkan air ke ribuan hektar sawah, meningkatkan produktivitas pertanian, dan dapat digunakan untuk pariwisata. 


Target selesai: Target penyelesaian proyek irigasi Anai II yang baru adalah pertengahan tahun 2026. 


Kondisi saat ini: Pembangunan dinding saluran beton bertulang sudah hampir rampung, dan pekerjaan di lapangan berjalan sesuai rencana, meskipun terkendala musim hujan. 


Irigasi Anai adalah sebuah daerah irigasi yang terletak di Sumatera Barat, Indonesia. Irigasi ini melewati dua daerah seluas 13.604 hektar dan dibagi  menjadi dua tahap pengerjaan yaitu Tahap I melewati daerah seluas 6.764 hektar yang telah selesai dan Tahap II melewati areal seluas 6.840 hektar.


Irigasi Anai berada di Kabupaten Padang Pariaman/Pariaman  dan menjadi salah satu andalan peningkatan perekonomian masyarakat setempat. Namun, saat ini terdapat masalah kerusakan irigasi yang berdampak pada petani dan produksi padi di daerah tersebut.


Namun saat ini, kita bisa melihat dampak kekeringan Irigasi Anai terhadap luas tanam padi di Kabupaten Padang Pariaman. 


Berdasarkan data Padang Pariaman Dalam Angka 2025, luas tanam padi telah menurun dalam lima tahun terakhir:


- 2020: 62.847,10 hektare

- 2021: 49.514,30 hektare

- 2022: 47.892,12 hektare

- 2023: 44.448,96 hektare

- 2024: 40.760,32 hektare


Penurunan luas tanam padi ini disebabkan oleh kekeringan Irigasi Anai yang membuat petani beralih menanam jagung karena ketidakpastian ketersediaan air.



Petani Kecewa:


Para petani di Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman, masih menunggu berfungsinya Irigasi Anai II yang selesai dibangun tujuh tahun lalu. Proyek besar yang mengorbankan lahan masyarakat itu hingga kini belum memberikan manfaat, bahkan mulai menekan perekonomian warga.



Ketua Kelompok Tani Bungo Saiyo Desa Marabau, Suherman, mengungkapkan pembangunan irigasi ini sudah sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan selesai sekitar tujuh tahun silam. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan irigasi tersebut tidak pernah dialiri air.



dia mengatakan, meski sudah terlihat fisiknya, irigasi ini tidak dialiri air. Jadi bisa dibilang irigasi ini belum berfungsi sejak selesai dikerjakan.



kata Suherman, sejak awal masyarakat menaruh harapan besar agar irigasi mampu menjadi solusi kesulitan air. Selama ini petani hanya mengandalkan curah hujan untuk bertanam, sehingga musim tanam terbatas maksimal dua kali setahun.



Melalui irigasi Anai II ini petani berharap, jumlah masa tanam bisa bertambah hingga tiga kali setahun. Ternyata sejak selesai belum bisa memberi dampak signifikan.



Petani lainnya, Arjoli Efendi, merasakan langsung dampak keterbatasan itu. Ia mengatakan, tahun ini para petani hanya sekali melakukan masa tanam dan panen karena musim hujan tidak menentu.



Dia mengatakan, Ada yang sempat mencoba menanam selain padi, tapi tidak efektif karena kondisi di sini lebih cocok untuk padi.



Arjoli khawatir, jika kondisi ini terus berlanjut, perekonomian petani semakin terpuruk. Bahkan, ia menilai ada risiko alih fungsi lahan karena sawah tak lagi produktif tanpa pasokan air memadai.



Kondisi itu juga diakui Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Pariaman Selatan, Lidia. Ia menyebut sebanyak 504 hektare sawah terdampak akibat tidak berfungsinya irigasi Anai II. padahal potensi produksinya bisa besar sekali bila dimanfaatkan secara optimal.



Kalau minimal satu hektare sawah bisa menghasilkan 5 ton, di kali 504 hektare satu kali musim tanam berapa banyak peningkatan produksi padi yang terjadi.




Menurut Lidia, jika irigasi berfungsi, sawah tersebut berpeluang ditanami hingga tiga kali setahun. Hal itu akan mendukung peningkatan produksi beras sekaligus menjadi stimulus program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah pusat. 



Sebelum adanya Irigasi Anai, petani disana hanya menggunakan air tadah hujan untuk mengairi sawahnya.



Dengan pengairan menggunakan tadah hujan tersebut maka petani hanya bisa menggarap sawahnya satu kali setahun namun semenjak adanya Irigasi Anai maka panen padi bisa mencapai dua kali setahun, ujar dia.



Oleh karena itu, pihaknya akan terus membantu pembangunan dan menjaga irigasi tersebut karena bangunan tersebut dibutuhkan masyarakat setempat.



Ia berharap dengan adanya lanjutan pembangunan tersebut serta didorong oleh dinas terkait maka petani di daerah itu dapat menggarap sawahnya lima kali dalam dua tahun. (*)

No comments:

Post a Comment

About Me


Bofet%2BHP
BOFET HARAPAN PERI JL. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
SELAMAT DATANG DI SEMOGA BERMANFAAT!