Breaking News

Friday, October 03, 2025

"Macan" Itu Kembali Bangun

Teks Foto: Ilustrasi Foto Macan



Oleh: Warman 


Indonesia pernah mengalami masa emas di kawasan Asia pada era 1990-an, ketika semangat inovasi dan nasionalisme begitu kuat di seluruh lapisan masyarakat.


Pada masa itu, kita erhasil menciptakan pesawat sendiri melalui perusahaan IPTN yang digagas oleh B.J. Habibie, putra bangsa yang visioner.

Pesawat N-250 yang dikembangkan menjadi simbol kemampuan bangsa dalam membangun teknologi penerbangan dari tangan-tangan anak negeri.


Tak hanya itu, Indonesia juga telah meluncurkan satelit komunikasi sendiri bernama Palapa yang membuat jaringan komunikasi nasional semakin kuat.


Satelit Palapa bahkan menjadi tonggak sejarah kemajuan teknologi informasi di Asia Tenggara dan membawa Indonesia jadi pelopor di bidang telekomunikasi.


Di sektor olahraga, khususnya sepak bola, Indonesia pernah memiliki liga nasional yang sangat digemari dan bahkan jadi acuan negara-negara Asia.


Jepang, yang saat ini dikenal memiliki J-League profesional, pernah datang ke Indonesia untuk belajar sistem kompetisi sepak bola nasional kita.


Di masa yang sama, Singapura masih bergantung pada pasokan energi dari Indonesia, membuktikan posisi strategis Indonesia di kawasan Asia.


Begitu juga Malaysia yang saat itu banyak meminta bantuan guru-guru dari Indonesia untuk mengembangkan kualitas pendidikan nasional mereka.


Guru-guru Indonesia dikenal memiliki kompetensi dan dedikasi tinggi, serta menjadi figur penting dalam membangun sistem pendidikan regional.


Namun seiring waktu, geliat semangat kejayaan itu perlahan memudar, tertinggal di tengah derasnya arus perubahan global dan kemajuan negara lain. Korea Selatan dan Cina yang saat itu masih berkembang, kini melesat jauh lewat strategi inovasi dan teknologi yang serius.


Mereka secara konsisten menanamkan investasi besar di sektor pendidikan, riset, dan industri teknologi tinggi untuk mengejar ketertinggalan.


Sementara itu, Indonesia seakan kehilangan arah, dengan potensi besar yang belum sepenuhnya dimaksimalkan dalam kebijakan pembangunan berkelanjutan.


Indonesia memiliki sejarah hebat dan pernah diakui dunia, yang artinya bangsa ini punya potensi besar untuk kembali berjaya di masa depan.


Pendidikan harus jadi fondasi utama untuk membangun generasi inovatif yang mampu bersaing di tingkat global, seperti yang pernah terjadi dahulu.


Bangkitnya semangat teknologi, inovasi, dan karya nyata harus kembali ditumbuhkan lewat kebijakan dan kesadaran kolektif di semua lini masyarakat.



Masa Tidur:

Krisis Moneter 1997 yang di skenariokan Amerika melalui IMF dangan tujuan untuk melemahkan ekonomi dan kemajuan teknologi negara berkembang. Berdampak salah satunya ke Indonesia.


Disinilah awal mulainya, macan asia  tertidur dilanjutkan pula oleh reformasi 1998 yang digerakan oleh negara "Paman Sam" melengserkan Orde Baru. Semakin melemahkan negara kita tidak hanya secara ekonomi namun, juga secara geopolitik di dunia international.


Usai soeharto lengser dari kursi kepresidenan, dan digantikan oleh Habibie sebagai Presiden RI ke-3, ekonomi kembali pulih. Bahkan negara kita, mampu menjatuhkan nilai dolar yang sebelumnya sempat membuat ambruk nilai Rupiah dari 16.000 kembali Rp 6.500/dolar Amerika.


Namun apa boleh dikata kekuatan politik senayan yang disusupi agen CIA Amerika, yang tidak ingin Indonesia menjadi kekuatan pesaing di Asia.


Dengan Alibi, Presiden Habibi, masih titisan Orde Baru. Maka Kacung-kacung Asing yang duduk di Senayan  mengulingkan tampuk pemerintahan Presiden Genius Habibi.


Sejak saat itu dimulailah kehancuran secara sistim matis terhadap NKRI, melalui pesanan asing kepada "Budak - budak Kekuasaan" yang menjabat di DPR/MPR, melakukan amandemen UUD Sebanyak 4 Kali. Tujuan asingpun tercapai merusak idiologi bangsa dan menghancurkan generasi secara tersembunyi oleh pengkhianat negeri.


25 tahun pasca reformasi, dibawah Bayang-bayang penguasa tirani bangsa sendiri. Yang hanya memikirkan kantong pribadi dengan korupsi serta dibawah hegomoni liberalisasi dan kapitalisasi bangsa asing.


Dibawah Presiden Prabowo Subianto:


Kini dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo, "Macan Asia" itu mulai bangun dari tidurnya. Perlahan setapak demi setapak dia mulai melangkahkan kaki, membersihkan hajat hidup rakyat Indonesia dari jeratan mafia dan koruptor yang selama ini mendominasi.


Meskipun perekonomian masih tertatih-tatih akibat, rantai cukong dan konglomerasi yang memonopoli sistim ekonomi secara tidak manusiawi. Namun dibidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Sudah menunjukkan hasil.


Salah satu program yang diinisiasi Prabowo ketika masih menjadi menteri pertahanan yaitu pengembangan teknologi satelit nano melalui program Republic of Indonesia Defense University Satellite (RIDU-Sat) oleh Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI). Yang Baru-baru ini telah diluncurkan.


Kemudian, Presiden Prabowo secara resmi juga melakukan peluncuran kendaraan listrik taktis terbaru produksi PT Pindad, yakni MV3-EV “PANDU”, dalam ajang Indo Defence 2025 Expo & Forum yang digelar di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada Rabu, 11 Juni 2025. 


Dalam sambutan di acara pembukaan event Indo Defence 2024 Expo & Forum , Presiden RI, Prabowo Subianto menekankan pentingnya penguatan pertahanan nasional melalui dukungan industri dalam negeri dan diplomasi pertahanan.



Gelaran Indo Defence 2024 Expo & Forum, DEFEND ID menghadirkan booth terintegrasi yang menampilkan deretan produk dan teknologi unggulan hasil inovasi industri pertahanan dalam negeri. 


Mulai dari kendaraan tempur darat, sistem persenjataan, kapal perang, amunisi, pesawat militer, hingga sistem elektronik dan teknologi pertahanan. 
 
Dunia Internasional:

Setelah 1 dekade absen dalam sidang umum Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia kembali bersuara di podium dunia. 


Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada Selasa, 23 September 2025, hadir untuk menyampaikan pidato perdananya di Sidang Majelis Umum ke-80 PBB.

Presiden Prabowo berbicara pada sesi pertama Debat Umum dengan posisi istimewa yakni urutan ketiga. Sebuah posisi strategis yang menempatkan Indonesia berdampingan dengan dua negara besar, Brasil dan Amerika Serikat. 

Kini, dengan tampil langsung dihadapan 193 negara di dunia, Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam forum global yang sarat makna simbolik dan politik


Posisi pidato Presiden Prabowo juga menorehkan sejarah tersendiri. Sebelumnya, Presiden Soekarno pernah berpidato di urutan ke-46, Presiden Soeharto di urutan ke-61, dan Presiden Megawati Soekarnoputri di urutan ke-17. 


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tercatat tiga kali berpidato dengan urutan 20, 21, dan 16, sementara Presiden Joko Widodo dua kali hadir secara daring di urutan ke-16. 


Kini, Presiden Prabowo menempati urutan ke-3—salah satu posisi paling awal dan paling bergengsi yang pernah diraih Indonesia di forum PBB.



Dengan demikian Macan Asia, kembali menunjukkan cakarnya, dikancah politik global. Diharapkan dengan tampilnya Prabowo itu, kali ini dengan posisi sebagai Presiden. Hendaknya membuat negara lain yang biasanya ikut campur politik dalam negeri, kini tidak lagi melakukan intervensi terhadap NKRI. (***)

No comments:

Post a Comment

About Me


Bofet%2BHP
BOFET HARAPAN PERI JL. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
SELAMAT DATANG DI SEMOGA BERMANFAAT!