![]() |
| Teks Foto: Ilustrasi |
Oleh: Afrizal
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali bikin heboh — kali ini karena nemu “harta karun” Rp 285,6 triliun yang ternyata nganggur di deposito bank atas nama pemerintah pusat.
Ini adalah prestasi besar Menkeu Purbaya, yang berhasil menemukan uang rakyat yang disembunyikan dalam bentuk deposito. Tindakan ini harus dibongkar tuntas, karena ini adalah kejahatan serius terhadap keuangan negara.
Peran Purbaya di pemerintahan ini bagai menjadi anjing penjaga uang negara. Walau belum sampai menggigit, gonggongan dan tingkahnya yang profokatif membuat para koruptor panas-dingin.
Dengan gaya khasnya yang blak-blakan, ia nyeletuk, “Agak aneh nih … Wah pemerintah pusat banyak duitnya ya !”
Padahal selama ini, di depan publik, pemerintah selalu berperan sebagai pihak yang “miskin”, katanya kas negara seret, butuh investor, dan harus nerbitin obligasi buat nutup belanja negara.
Tapi ternyata, di sisi lain, uang ratusan triliun justru nongkrong santai di deposito, padahal bunga deposito jauh lebih kecil dari bunga utang yang harus dibayar. “Kan saya ngutang… masa disimpen, rugi dong ?” ujar Purbaya, setengah heran, setengah geli.
Lebih lucunya lagi, ketika ditanya asal-usul uang itu, anak buahnya kompak bilang nggak tahu, meski Purbaya yakin mereka cuma pura-pura amnesia keuangan. Ini hikmah penggantian Menkeu.
Tanpa kejelian Purbaya, deposito ini akan bertengger manis bagai madu bagi koruptor. Ini seperti ada pihak korup yang sengaja menyembunyikan uang rakyat atas nama pemerintah pusat. Rakyat tidak tahu, bahkan pemerintah pun seolah-olah tidak tahu. Bagaimana bisa uang sebesar ini "menguap" dari radar dan dibiarkan mengendap begitu saja ?
Jadi, dari perasaan “negara miskin”, tiba-tiba Purbaya seolah menemukan dompet ajaib: dari nggak punya duit, eh … ternyata uangnya numpuk segunung di bank.
Jadi ingat dia pernah mengatakan, "dikorupsi Rp 3000 triliun saja bisa, masak bayar utang Rp 1300 trilun tidak bisa ?" Ternyata ini bukan sekadar logika, tapi endusan nyata seekor anjing pelacak yang sudah banyak pengalaman.
Sekarang, ia memerintahkan investigasi besar-besaran untuk mencari siapa yang naruh uang itu — dan tentu saja, siapa yang selama ini menikmati cipratan bunganya. (***)



SEMOGA BERMANFAAT!
No comments:
Post a Comment