![]() |
Alberto (kanan) saat memenangkan lomba Mural 2025 |
FS.Padang - Di sebuah rumah sederhana di kawasan Cendana Mata Air, Padang Selatan, hidup seorang seniman yang telah lebih dari dua dekade menorehkan jejak panjang dalam dunia seni rupa. Namanya Alberto, atau akrab disapa Al. Lahir pada 27 Oktober 1984, ia adalah sosok yang menjadikan seni bukan sekadar hobi atau profesi, melainkan napas kehidupan.
Sejak muda, Alberto telah membuktikan dirinya sebagai pribadi yang tidak bisa dilepaskan dari kanvas, warna, dan gagasan. Baginya, seni adalah ruang dialog, tempat ia berbicara dengan dunia tanpa harus banyak berkata. “Seni itu ruang bebas, bukan hanya untuk mengekspresikan diri, tapi juga berdialog dengan publik,” begitu ia kerap menyampaikan filosofi kreatifnya.
Dari SMK 4 Padang Menuju Dunia Seni
Bakat seni Alberto mulai terlihat sejak duduk di SMK 4 Padang awal tahun 2000-an. Saat teman-teman sebayanya sibuk mencari jati diri lewat berbagai aktivitas remaja, Alberto justru menyalurkan energi kreatifnya ke lomba-lomba seni rupa. Hasilnya tak main-main: hampir setiap lomba ia selalu masuk tiga besar.
Prestasi demi prestasi itu semakin memantapkan langkahnya untuk menekuni jalan seni. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Padang (UNP) pada jurusan Pendidikan Seni Rupa. Di kampus itulah ia semakin dalam menyelami dunia seni, berinteraksi dengan berbagai komunitas, hingga akhirnya mulai tampil dalam pameran-pameran seni rupa.
Namun, sejak 2018, Alberto tidak lagi diperbolehkan mengikuti lomba. Bukan karena kemampuan yang menurun, melainkan karena panitia lomba ingin memberi ruang bagi seniman-seniman muda. Alih-alih kecewa, ia justru melihat ini sebagai kesempatan untuk memperkuat eksistensinya lewat pameran dan kolaborasi seni.
Pameran: Jejak Panjang dari Lokal Hingga Nasional
Perjalanan panjang Alberto bisa ditelusuri dari rentetan pameran yang ia ikuti sejak awal 2000-an. Pertama kali, ia tampil dalam Pameran Bersama SMSR dan IKIP Padang di Gallery Taman Budaya Sumbar (2002). Setahun kemudian, ia bergabung dengan Komunitas Seni Belanak dalam pameran “Ketek” di GOR UNP Padang.
Langkahnya kian mantap pada tahun-tahun berikutnya. Ia ikut serta dalam Pameran GETAR di Putri Gallery Padang dan Visual Art Exhibition di Jambi (2005). Lalu, pada 2007 ia tampil dalam pameran “Pa.no.ra.ma” di Sighi Art Gallery Bukittinggi, yang dilanjutkan dengan “Manifesto” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (2008) – sebuah pencapaian penting yang membawanya ke panggung seni rupa nasional.
Tidak berhenti di situ, ia terus aktif dalam berbagai pameran bergengsi:
Neo Minang – Genta Budaya Gallery Padang (2009)
Pra Sumatra Biennale – Gallery Taman Budaya Sumbar (2011)
Padang Contemporary Drawing – Kubik Art Space (2020)
Pameran Kaligrafi – Taman Budaya Sumbar (2022)
LIMIT – Gallery 89 Padang Pariaman (2024)
Indonesia Borderless – Gedung NasDem Jakarta (2024)
Buah Tangan – Taman Budaya Sumbar (2025)
Rentang lebih dari 20 tahun berkarya membuktikan konsistensi Alberto sebagai seniman yang tidak hanya hidup dari seni, tetapi juga menghidupkan seni itu sendiri di tengah masyarakat.
Dan puncaknya, pada Sabtu, 13 September 2025, Alberto berhasil meraih Juara 1 Lomba Mural Sumbar Creative Economy Festival yang digagas Bank Indonesia. Kemenangan itu seakan menjadi pengakuan baru atas kiprahnya setelah sekian lama lebih banyak dikenal lewat pameran.
Seni sebagai Identitas dan Jalan Hidup
Bagi Alberto, seni bukan sekadar permainan garis dan warna. Setiap karya yang lahir darinya adalah refleksi perjalanan batin, pencarian makna, sekaligus catatan dialog dengan kehidupan.
Ia tidak pernah membatasi dirinya dalam satu gaya tunggal. Kadang ia bereksperimen dengan ekspresi kontemporer, di lain waktu ia menggali kekayaan lokal Minangkabau, hingga menciptakan karya yang berlapis makna. Bagi Al, setiap pameran adalah “titik temu antara gagasan seniman dan interpretasi publik”.
Rumahnya di Jl. Kolam Indah No.52, Cendana Mata Air menjadi ruang kreatif yang tak pernah sepi. Dari sana lahir karya-karya yang kemudian melanglang buana ke berbagai galeri, pameran, dan ruang seni. Ia membuktikan bahwa seniman bukan hanya bekerja di studio, melainkan juga berinteraksi dengan komunitas, publik, dan zaman.
Konsistensi yang Menginspirasi
Kini, di usia 41 tahun, Alberto telah menjadi sosok yang disegani di kalangan seniman Sumatera Barat. Ia bukan hanya saksi tumbuhnya seni rupa di daerahnya, tetapi juga aktor penting yang menghidupkannya.
Konsistensinya dalam berkarya menjadi teladan bagi generasi muda: bahwa seni bukan sekadar hobi yang sesekali dilakukan, melainkan panggilan hidup yang harus dijalani dengan ketekunan, keberanian, dan ketulusan.
Dalam dirinya, seni tidak pernah berhenti bergerak. Seperti napas yang terus berulang, karya-karyanya akan selalu menjadi penanda bahwa ada seorang seniman dari Padang yang menorehkan jejak panjang dalam peta seni rupa Indonesia.(*)
📌 Profil Singkat
Nama: Alberto
Lahir: Padang, 27 Oktober 1984
Alamat: Jl. Kolam Indah No.52, Cendana Mata Air, Padang Selatan – Sumbar
Pendidikan: S1 Pendidikan Seni Rupa, Universitas Negeri Padang
Pekerjaan: Seniman
Kontak: 0813-6330-0099 / 0877-7362-4212 – Email: [email protected]
No comments:
Post a Comment