Breaking News

Sunday, October 05, 2025

Duo Jenderal Hadiri Sosialisasi P4GN LAN Sumatera Barat di Koto Gadang Koto Anau


FS.Kabupaten Solok -
Saat cahaya redup mulai menyingsing menggantikan kegelapan malam. Saat itu Ketua Lembaga Anti Narkotika (LAN) Sumatera Barat (Sumbar) Firman Sikumbang bersiap-siap untuk berangkat menuju  ke Kenagarian Koto Anau yang berada di Kecamatan Lembang Jaya, Kabupten Solok, Minggu 5 Oktober 2025.

Subuh buta itu, ia bersama tim Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) Lembaga Anti Narkotika (LAN) Sumatera Barat bertolak ke Kenagarian Koto Gadang  Koto Anau. Hamparan sawah yang luas dan membentang  menggambarkan keindahan alam pedesaan menghiasi perjalanan mereka menuju kantor walinagari tempat kegiatan sosialisasi P4GN di selenggarakan. 

Di lokasi, tim P4GN Lembaga Anti Narkotika Sumatera Barat ini sudah di tunggu kedatangan nya oleh warga, dan walinagari. Setidak nya ratusan warga Koto Anau sudah berada di lokasi pagi itu.

Kata Firman Sikumbang, kegiatan Sosialisasi ini juga di hadiri oleh Mayor Jenderal (Mayjen)  Arkamelvi Karmani, SE, Kepala BNNP Provinsi Sumatera Barat, Brigadir Jenderal (BrigJen) Pol. Dr.  Riki Yanuarfi, S.Ag. SH. M.Si, serta Ketua divisi P4GN Lembaga Anti Narkotika Sumatera Barat Dr. dr. Erdanela Setiawati. MM, FISPH, FISCM, juga tampak hadir Bendaharawan Lembaga Anti Narkotika Provinsi Sumatera Barat Citra Widya Sari SE, Akt, ketua divisi Rescue Lembaga Anti Narkotika Provinsi Sumatera Barat, Fitridiah, S.Pd, M.Pd, Kabid Rehabilitiasi BNNP Provinsi Sumatera Barat, Josra Maidi. ST, Ka. BNK Solok Irwan Suhendra, S. Kep. MM, Ketua Lembaga Anti Narkotika Kabupaten Solok YP Sefdi Rontoe beserta pengurus, niniak mamak, bundo Kanduang Kenagarian Koto Gadang Koto Anau, pemuda dan ratusan masyarakat Kenagarian Koto Gadang Koto Anau.

Dua orang Jenderal asal Minang ini sengaja datang ke lokasi acara, menyaksikan secara langsung pemateri handal dari Lembaga Anti Narkotika Sumatera Barat mengedukasi warga masyarakat tentang bahaya dan penyalah gunaan narkotika. 

"Konon kabarnya di daerah ini marak peredaran dan penyalah gunaan narkotika. Selaku tokoh minang, duo Jenderal ini melihatkan rasa empati mereka dengan harapan melalui kegiatan sosialisasi yang di helat oleh Lembaga Anti Narkotika Sumatera Barat ini dapat menekan laju nya peredaran dan menyadarkan masyarakat yang belum sadar akan bahaya narkotika," katanya.

Firman mengatakan, kegiatan sosialisasi ini kita melibatkan seluruh unsur masyarakat, mulai dari  niniak mamak, cadiak pandai, alim ulama, pemuda, bundo kanduang, serta Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas.

Pada kesempatan itu, Firman Sikumbang  mengingatkan kepada warga masyarakat bahwa pentingnya peran keluarga dan lingkungan dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika. “Keluarga adalah benteng pertama, lingkungan adalah pengawas terdekat,” tuturnya.

Sementara itu Ketua divisi P4GN Lembaga Anti Narkotika Provinsi Sumatera Barat, Dr dr Erdanela Setiawati. MM, FISPH, FISCM, dalam materi nya memaparkan fenomena penyalahgunaan narkoba, serta dampak kesehatan yang ditimbulkan, ancaman hukum bagi pelaku, serta faktor penyebab seseorang terjerumus narkotika.
Erdanela pun mengatakan penyimpangan remaja terkait  penyalahgunaan narkoba bukan menjadi hal tabu. Salah satu faktor penyebab penyimpangan remaja dalam penyalahgunaan narkoba  itu adalah tidak harmonisnya hubungan orang tua dengan anak. Pada umumnya remaja yang menyalahgunakan narkoba orang tua mereka tidak peduli, suka menyalahkan anak, dan otoriter, ujarnya

Dari permasalahan tersebut, maka perlu peran penting orang tua dalam upaya pencegahan remaja melakukan penyalahgunaan narkotika. 

"Orang tua memiliki kewajiban dalam mendidik dan menciptakan keluarga yang harmonis. Sehingga peran orang tua di dalam keluarga mempengaruhi perilaku penyimpangan remaja dalam penyalahgunaan narkotika," tuturnya.

Ketua BNNP Sumatera Barat, Brigadir Jenderal (BrigJen) Pol. Dr.  Riki Yanuarfi, S.Ag. SH. M.Si pada kesempatan itu mengatakan, peredaran narkoba di Sumatera Barat saat ini sangat mengkhawatirkan, butuh upaya konkrit untuk memberantasnya. Coba bayangkan  Sumatera Barat masuk peringkat enam dari 34 provinsi yang ada di Indonesia dan peringkat empat di pulau Sumatera di bawah Sumatera Utara, Riau dan Palembang.

"1,1 persen dari total populasi di Sumatera Barat atau sekitar 65 ribu orang telah terpapar obat terlarang ini, sehingga butuh perhatian yang sangat serius dari semua pihak," ujarnya.

Mendengar ungkapan kepala BNPP Sumbar itu, Mayor Jenderal  Arkamelvi Karmani, SE, juga angkat bicara, katanya peredaran dan penyalahgunaan narkotika di Sumatera Barat saat ini sudah dalam tahap yang sangat memprihatinkan. Fakta nya 65 ribu masyarakat di Sumatera Barat sudah terpapar narkotika, ini adalah cerminan bahwa peredaran gelap narkoba tidak lagi hanya menyasar kota-kota besar, di Sumatera Barat, melainkan sudah merambah ke pelosok pedesaan/nagari.

Oleh karena itu, diperlukan langkah komprehensif dan sinergiritas seluruh elemen masyarakat. Tidak saja aparat peneggak hukum, namun seluruh komponen masyarakat harus ikut andil dalam pemberantasan penyalah gunaan narkotika ini, ungkapnya.

Fenomena ini harus segera kita selesaian, jangan biarkan tanah minang menjadi sasaran utama pengedar narkotika, sinergi antara Kepolisian Jaksa, dan Hakim menjadi kunci utama  dalam penyidikan kasus narkotika ini.

"Harus dilakukan dengan profesional, penuntutan harus transparan, dan putusan harus adil. Dengan pola ini, sistem hukum pidana akan lebih berorientasi pada keadilan substantif, bukan sekadar formalitas proses" katanya.

"Diperlukan komitmen berkelanjutan dan konsisten dari semua pihak, agar generasi muda kita di ranah minang terselamatkan dari bahaya laten narkotika," tukasnya.(Boby)

No comments:

Post a Comment

About Me


Bofet%2BHP
BOFET HARAPAN PERI JL. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
SELAMAT DATANG DI SEMOGA BERMANFAAT!